Setelah tertunda satu tahun penuh, bahkan sampe bocoran Movie 25 keburu keluar dan bikin heboh, akhirnya film ke-24 Detective Conan resmi tayang juga. Jadwal naik siar The Scarlet Bullet di bioskop Indonesia memang mundur seminggu dari jadwal Jepang, but regardless, yay akhirnya nonton juga!
Mungkin karena filmnya ketunda setahun, tapi ekspektasi saya terhadap film ini memang lumayan tinggi. Wajar dong, secara tim produksi The Scarlet Bullet sampai bikin film pemanasan untuk mengantar fans menuju film yang berfokus ke salah satu klan terkuat di universe Detective Conan ini.
Poster The Scarlet Alibi, prologue film untuk The Scarlet Bullet
The Scarlet Bullet (名探偵コナン 緋色の弾丸 - Meitantei Conan: Hiiro No Dangan) bersetting di sekitar pelaksanaan event World Sport Game (WSG) Tokyo. Ga butuh ilmu deduksi selevel Sherlock Holmes buat menebak bahwa acara ini adalah pelesetan dari Olimpiade Tokyo yang juga tertunda satu tahun (dan entah jadi entah tidak).
Poster movie The Scarlet Bullet |
Cerita bermula di pesta perayaan peluncuran kereta peluru (shinkansen) tercepat di dunia, yang akan diluncurkan tepat di hari pembukaan stadion World Sport Game. Di tengah acara, tiba-tiba salah satu sponsor WSG, Presiden Suzuki Shiro (Papa nya Sonoko) menghilang dari pesta. Presiden Suzuki pada akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat (cara nemuinnya agak lucu btw, haha), namun FBI sadar bahwa kasus penculikan ini sangat mirip dengan kasus penculikan serupa, yang terjadi sebelum World Sport Game Atlanta 15 tahun lalu. Dengan petunjuk dari Kogoro Mouri yang direkrut untuk mengamankan salah satu sponsor VIP, Conan akhirnya menyimpulkan bahwa penculikan berikutnya akan terjadi di tepat di hari peluncuran shinkansen.
Poin menegangkan pertama muncul ketika tiba-tiba rumah sakit tempat peserta test drive diserang. Ai langsung sadar bahwa kebocoran gas tersebut adalah peristiwa "quenching" , yaitu bocornya kandungan helium pengatur suhu peralatan MRI ke udara lepas, yang kemudian me-replace kandungan oksigen di udara (plis saya juga ga paham konsepnya, langsung klik hyperlink aja deh). Karena kehebohan tersebut, seluruh peserta dibuat pingsan (termasuk our tiny central figure), dua orang VIP menghilang, dan acara test drive pun dibatalkan. By the way, kali ini Conan agak hah hoh, ga tahu quenching itu apa. That's new, wkwk.
Conan yang ngotot mau jadi hero dan memecahkan kasus, akhirnya nekad kabur dari pengawasan Ran begitu ia sendiri sadar (SUDAH BIASA). Ia bekerja sama dengan Okiya Subaru mengejar penculik yang kabur ke arah kawasan pergudangan. Di saat bersamaan, mereka berdua diikuti oleh Mary dan Masumi Sera. Subaru yang tiba duluan, langsung dihajar dua perempuan ganas ini, sampai topengnya robek terkena tendangan. A blessing for us, karena dengan ini akhirnya kita bisa melihat Akai Shuuichi dalam muka aslinya. Yum!
Conan yang tiba-tiba muncul akhirnya menyelamatkan Subaru, walaupun Mary, yang notabene adalah sesama korban APTX 4689 yang tubuhnya mengecil, malah bersembunyi dan berkeras untuk tidak menemui the shrunken Kudou Shinichi.
Well, dengan ini canon plot di manga tetep tidak terganggu ya gaes.
Anyway, kejar-kejaran antara #TeamConan dan #TeamCulprit tetep berlangsung, sampai akhirnya kedua kubu ended up berakhir di shinkansen yang kini kosong. Pokoknya, Conan dan Masumi akhirnya memecahkan kasus. Case ended!
Not that easy, Dovisiozo.
Ternyata terpecahkannya si kasus ini justru malah menjadi pemicu dari insiden dan adegan menegangkan. Kalian ngerti bagaimana galaknya macan kalau tersudut? Nah itu dia yang membuat situasi akhirnya escalated in lightning speed.
And Dee be like, yay. Akhirnya seru juga.
For real, entah karena timing saya nonton itu pas waktu buka banget jadi laper, tapi selama nonton saya ga nemu adanya wow factor yang bikin saya deg-degan atau apapun itu. Bahkan ketika Cone semaput, terjebak di tengah quenching pun, saya cuma "oh oh" aja. Sudah dua puluh tahun ngikutin Conan, saya udah sampe di tahap dimana kalo Conan celaka tuh udah biasa, karena main character pasti selamat dong (I do hate your plot armor, Aoyama sensei).
Apalagi trik yang dipake kok rasanya ndakik-ndakik banget. It does make sense untuk ukuran tahun 2021, tetapi terasa kaya nembus langit banget gitu loh.
Tapi yang jelas, faktor yang paling bikin saya mendelep adalah karena saya sempat ketipu teaser. Saya kira kasusnya bener-bener terjadi di tengah event WSG. Coba, kebayang dong ada kasus berbahaya di saat aset penting negara-negara di dunia lagi berkumpul di satu tempat? Mungkin ini juga salah satu hal yang bikin film ini terasa agak ga sesuai ekspektasi, karena ternyata yang nyawanya terancam bukan atlet terbaik dunia, tetapi "cuma" sponsor event dan a handful of local lucky winners yang terpilih untuk test drive shinkansen dari Nagoya sampai Tokyo.
(Sepertinya saya akan dibantai SJW kalau sampai mereka baca ini -- ALL LIFE MATTER!)
Tapi terlepas dari segala ke-datar-an conflict development di film ini, tapi saya mau kasih kredit dan standing applause buat tiga orang: Haibara Ai, Sera Masumi, dan Haneda Shuukichi. Mereka bertiga bener-bener dapet quality screen, like yang sekalinya muncul tuh yang cakep-cakep gitu loh part dan moment nya.
Oh, dan Mary Sera though.
TO SUM UP!
Untuk film yang ditunggu-tunggu sampai dua tahun dan kru sampe went all out bikin prefilm,The Scarlet Bullet ini terasa agak membosankan buat saya karena:
1. Umur serial udah terlalu lama dan predictable, sehingga ketika nyawa main character terjebak dalam bahaya pun, efek menegangkan gagal muncul
2. Trik yang digunakan kurang "membumi", sehingga kurang relate dan kurang engaging buat penonton.
3. Saya pribadi ketipu teaser4. Saya nontonnya pas laper, jadi any slight discomfort got elevated way too exponentially.
PS: Jangan beranjak keluar sebelum kalian nyelesein credit scene. Ada adegan yang lumayan bikin akerjgnrgafd
No comments:
Post a Comment