Aug 20, 2022

Tier list: Survival Game Anime (Part 1)

Ketertarikan saya pada anime bertema survival game bermula dari sebuah polling Muse Asia tentang anime mana yang sebaiknya mereka tayangkan di youtube mereka. Dari 5 pilihan, waktu itu pilihan saya kayanya cuma Spy x Family. Untuk mengisi 4 sisanya saya randomly scroll ke bawah, sampai akhirnya nemu satu poster anime yang Death Note banget (pls jangan tanya kenapa Death Note). Yang sangat menarik, karena judulnya jelek banget. 

Tomodachi Game. 

Friends Game. 

Nakama. Kyoudai.

Iyuh.

Plot twist, anime ini ended up jadi top anime saya selama musim Spring 2022 kemarin. Setelah anime nya beres, saya langsung browse anime-anime survival lainnya. Total survival anime yang sempet ketonton baru 4 judul, yang langsung saya akan tuliskan review nya di bawah ini.

1. Danganronpa: The Animation


Rating: MyAnimelist: 7.23 || AniList: 69%

Lima belas anak berkumpul di gedung olahraga sekolah elit Hope's Peak Academy. 15 anak terpilih ini dikejutkan oleh kehadiran boneka beruang yang bisa berbicara. Semua orang menjadi semakin panik ketika mereka diberi tahu bahwa hanya ada satu orang yang bisa lulus dari Hope's Peak Academy. Kill, or be killed.


Danganronpa promotional poster


Setelah sukses dengan visual novel dan video game nya, Danganronpa seperti tidak mau menghilangkan unsur video game pada adaptasi anime nya. Makanya, kesan pertama yang saya tangkap di anime ini adalah: statis. kaku. powerpoint. 

Semakin diikuti, kesan pertama saya ternyata semakin tervalidasi. Dari animasi, pergerakan karakternya sangat statis dan kaku. Animasinya mengingatkan saya pada visual video game di PS/Nintendo angkatan lama, dimana perspektifnya sangat terlihat gepeng dan pergerakannya minimal. Hasil ini termasuk jelek, bahkan untuk ukuran studio low-budget seperti Lerche. 

Animasi yang setengah hati ini akhirnya merembet ke penyajian karakter yang akhirnya terlihat sangat datar. Dengan ekspresi wajah yang hampir tidak berubah dari awal sampai akhir, jadinya karakter yang muncul terlihat hanya memiliki satu trait. Ada karakter yang baik, ada karakter yang culun, ada karakter yang pintar. Dengan karakter yang satu dimensi seperti ini, saya seperti sedang menonton film anak-anak dimana presentasi karakternya sangat hitam putih. Tidak ada kedalaman karakter whatsoever.

For real, why does everyone look so dead in their eyes?


Plot development nya dari awal juga sangat datar. Untuk sebuah anime action yang topiknya adalah pertaruhan hidup-mati, saya tidak menemukan thrill apapun dari setiap episodenya. Plotnya hanya mati, masuk ruang sidang, diskusikan kasusnya, tunjuk pelakunya. Ulangi siklus werewolf game ini secukupnya sampai jatah 13 episode habis. 


Satu hal yang cukup menarik dan bisa menyelamatkan anime ini dari utter flatness adalah world building nya. Setting dan besaran konfliknya cukup menarik sebenernya, dimana anak-anak baru di sebuah SMA elit ternyata harus menjalani pendidikannya dengan saling bunuh. Kill or be killed, dan yang berhasil bertahan dialah yang bisa lulus. Standar survival game sih, tapi masih menarik regardless.  

Eksekusi Danganronpa ke adaptasi anime seperti tidak memperhatikan perbedaan ekspektasi audiens video game dan anime. Dari desain karakter, perkembangan plot, semuanya seperti di copy-paste mentah-mentah. Ambil contoh pengulangan yang terjadi pada perkembangan plot. Desain pengulangan ini memang akan sangat seru jika platformnya adalah video game, dimana kita mendapatkan reward untuk meng-clear-kan suatu event/level. Tapi untuk anime, dimana penonton diposisikan sebagai pihak yang pasif? We definitely need more. Apalagi rating anime ini adalah 17+ dimana pasarnya sudah memahami bahwa manusia itu tidak monolith, dan sudah paham menilai mana eksekusi yang baik dan mana yang seadanya.

Personal Rating: 6/10


2. Wonder Egg Priority 


Rating: MyAnimelist: 7.7 || AniList: 76%

Ohto Ai adalah siswi SMP yang berhenti sekolah semenjak sahabatnya meninggal bunuh diri. Suatu malam ia berjalan-jalan keluar, dan bertemu dengan serangga yang kemudian membawanya ke sebuah mesin gacha. Di sana, ia mendapatkan telur secara gratis, yang kemudian membawanya ke sebuah ruang kelas misterius. Sebuah suara menuntunnya untuk memecahkan telur gratisan yang ia dapatkan, dan kemudian dari dalam telur tersebut keluar seorang gadis yang sedang dikejar-kejar oleh makhluk aneh yang sepertinya haus darah. Ai yang masih kebingungan akhirnya ikut berlari menyelamatkan diri, sambil mencoba menyelamatkan gadis yang baru ditemuinya ini.


Ngl, posternya yg sangat ABG ini gagal menarik minat tante-tante uzur kaya saya. Tapi saya sangat ngerti kalo image yang seperti ini akan enticing untuk anak-anak yang struggle nya serupa


Dari awal denger namanya, gaada kesan apa-apa. Lihat posternya, makin ga berminat. Lihat review orang-orang juga ga ngasih kesan apa-apa.

Dan ketika nonton, rasanya just...there

Kesan pertama yang saya dapet memang cukup eye-pleasing (selain dari openingnya yg kaya Rayuan Pulau Kelapa). Vibe nya vibrant dengan coloring yang gonjreng. Namun, vibe yang youthful ini diiringi dengan dark side anak ABG: bullying, past trauma, identity crisis, dan penyesalan. Kontras ini akhirnya menimbulkan pengalaman nonton yang cukup beda. Painfully aesthetic.


Heroines in action, yang kalo di film fighting nya mirip-mirip Sailor Moon punya.

Konsep survival game di Wonder Game Priority ini agak berbeda dengan survival game yang ada di karya mainstream seperti squid game. Di sini, peserta bisa keluar masuk dunia game dengan membeli tiket yang berbentuk seperti telur gacha. Namun, begitu mereka masuk, mereka tidak punya pilihan lain selain memenangkan challenge, karena jika mereka kalah, mereka tidak bisa keluar. Regardless, peserta yang bergabung tetep kembali untuk bermain karena mereka dijanjikan satu hadiah: mengubah kesalahan dan penyesalan mereka di masa lalu.

World building game nya menarik banget. Di dunia game Wonder Egg Priority, pemain akan berhadapan dengan musuh yang merupakan manifestasi trauma mereka di masa lalu. Kunci untuk mendapatkan weapon yang kuat adalah jika pemain bisa overcome trauma mereka, dan energi itulah yang dikonversi menjadi sumber energi senjata mereka. Ini menarik, karena kita tahu untuk menerima dan menghadapi trauma yang sudah tertanam lama, itu sulitnya luar biasa. Banyak orang yang akhirnya kalah dari trauma mereka, either akhirnya hidup normal dalam coping, atau hidup dengan mental unstability. Mungkin ini yang membuat banyak penonton suka dengan anime ini, karena mereka juga punya trauma yang mirip dan mereka melihat langsung bagaimana seseorang menyelesaikan inner wound mereka. In good or bad way, akan banyak orang yang relate dengan anime ini.

Selain tentang perjuangan di dalam game dan proses membuka diri tokoh utama, di sini ada juga revealing tentang asal mula game itu sendiri. Sayang di bagian ini revealing nya sedikit nanggung dan kurang kohesif dengan main plot. Rasanya bahkan seperti tidak diperlukan, like, oke kita tahu asal mula game nya. Lalu apa?

Saya sendiri bukan orang yang sangat relate dengan karakter-karakter di anime ini, jadi saya mungkin ga bisa menikmati anime ini sedalam orang-orang yang emang punya struggle yang digambarkan di permainan. Tapi ada satu hal yang saya bisa note dari plot anime ini. Walaupun materinya bagus dan berat, tapi tidak ter-translate dengan pengembangan plot yang progresif. Saya tadinya berharap kalau di awal punch nya sudah intens, ke belakang akan lebih nendang dan lebih traumatizing lagi. Tapi ternyata intensitas di episode 12 sama-sama aja dengan di episode 1, walaupun secara materi harusnya sudah cukup untuk membuat penyelesaian yang meledak. Kaya yang, gitu doang nih endingnya?


Yang jelas, anime ini mengandung konten yang bisa memancing trauma. Jadi jika sekiranya mental kalian ga kuat, saya sarankan hindari dulu anime ini demi ketenangan hidup kalian. 

Personal rating: 7.5/10


3. Darwin's Game


Rating MyAnimelist: 7.2 || AniList: 70%

Suatu hari, siswa SMA Sudou Kaname mendapat link berisi permainan Darwin's Game dari teman sekelasnya. Sejenak setelah ia mengklik link tersebut, tiba-tiba seekor ular muncul dari layar handphone nya dan menggigit tengkuknya. Setelah ijin pulang ke dokter UKS, ia mendapati dirinya dikejar-kejar oleh seseorang yang menggunakan topeng beruang ikon klub baseball kotanya. Dengan kombinasi kemampuan bertarung dan sedikit keberuntungan, ia berhasil selamat dari kejaran si beruang. Namun anehnya, setelah ia berhasil mengalahkan beruang tersebut, mendadak tubuh si beruang menghilang, dengan meninggalkan bekas kotak-kotak di tanah. Belum selesai, ia pun masih harus menyelamatkan temannya yang terluka ketika hendak membantunya melawan si beruang.

Promotional poster yang oh so plain sebenernya


Kesan pertama dari anime ini, character design nya mengingatkan saya ke anime Kindaichi Shonen no Jikenbo. Karena saya bukan penggemar dari anime Kindaichi, ekspektasi saya agak turun selama menonton. 

Padahal sebenernya ga seberapa mirip, gatau otak saya asosiasinya suka ngaco memang.

Ya begini lah kurang lebihnya


Dari pengamatan saya, anime ini acceptable di hampir semua aspek teknis. Grafis ok, animasi cukup, character design lumayan, character development ada. Semua aspek pembuatan anime dieksekusi dengan baik, tidak mengganggu, tapi ga yang waw banget juga. Despite the okay-ness di teknis presentasi, Darwin's Game masih punya senjata yang menarik untuk dikulik: world building, plot development, dan main character development. 

World building Darwin's Game cukup simpel untuk dipahami penonton. Di universe Darwin's Game, setiap pemain diberikan kemampuan khusus yang dinamakan Sygil, yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung mereka selama menjalani permainan. Setiap pemain harus menerima request pertandingan yang dikirimkan oleh pemain lain. Jika pemain berhasil memenangkan pertandingan, ia akan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan segala hal, seperti uang, senjata, ataupun priviledge. Selain menerima pertarungan 1 vs 1, setiap pemain juga bisa berpartisipasi dalam event permainan di game. Terdengar sederhana, tetapi pertandingan dan event yang berlangsung benar-benar mengancam nyawa. Ancaman inilah yang membuat Darwin's Game menjadi menarik.

Main game online, free super power. Emang gitu cara mainnya.


Anime terdiri atas empat arc yang makin ke belakang semakin seru. Di episode awal, pertarungan yang harus dihadapi Kaname hanya pertarungan 1 on 1 yang bisa dihadapi hanya dengan wit. Begitu masuk arc kedua dan ketiga (Shibuya event), tantangan yang dihadapi semakin kompleks, karena ia mulai harus bertanding dengan guild terkuat yang mendominasi Darwin's Game. Hanya saja, untuk arc terakhir (post Shibuya incident), sepertinya agak antiklimaks untuk diset sebagai penutup anime. Memang ending seperti ini akan oke sebagai penghubung ke season 2, mengingat masih ada banyak plot yang belum terungkap, seperti munculnya general manager Darwin's Game yang belum beraksi, serta asal mula Darwin's Game itu sendiri. Tapi sudah 2 tahun anime season 1 tayang, sepertinya tidak ada kelanjutan apa-apa lagi. Padahal manga cukup panjang dan sangat cukup untuk membuat season lanjutan.

Jadi penjahatnya modelan gini guys


Main Character kita sendiri adalah orang biasa yang tanpa sengaja terseret ke permainan. Namun, ia ternyata adalah tipe karakter yang semakin menguat along with the game. Di pertengahan game, ia berhasil push rank dan bisa mengajak mantan musuh-musuhnya untuk bekerja sama. Sampai dengan akhir anime season 1, peningkatan kemampuan Kaname memang masih geli-geli aja. Tapi kalau saya baca manga nya, sebenenarnya Kaname akan berkembang lebih baik lagi, baik dari segi Sygil maupun leadership. Cuma belum terlihat aja di anime.

So far, anime ini cukup recommended kalau mau cari anime action survival yang 'aman'. Tidak ada yang kurang-kurang banget, tapi ga membuat deg-degan intens juga. Cocok untuk teman makan siang.

Personal rating: 7.5/10


4. Tomodachi Game


Rating MyAnimelist: 7.7 || AniList: 76%

INI NIH.

Ini dia anime asal muasalnya kenapa Dee jadi maniak nyari-nyari anime survival game.

Tomodachi game anime promotional poster
Yang bikin saya salah fokus

Katagiri Yuuichi, siswa miskin yang sering terlibat masalah keuangan terkejut ketika sahabatnya, Sawaragi Shiho dan Shibe Makoto, mengumumkan kalau uang karyawisata kelas sebanyak 2 juta yen yang dikumpulkan tiba-tiba hilang. Sebagai sahabatnya, ia tidak percaya bahwa Shiho dan Makoto mencuri uang tersebut. Namun, kepercayaan ini terguncang ketika ia tiba-tiba terseret ke dalam sebuah permainan bernama Tomodachi Game. Dari host permainan tersebut, ia diberi tahu bahwa salah seorang dari lima sekawan ini telah mendepositkan uang sebanyak 2 juta yen, dan mereka berlima harus menyelesaikan permainan untuk melunasi utang seseorang yang ditanggung mereka bersama, sebanyak 20 juta yen.

Dari keempat judul yang saya post ini, main character di Tomodachi Game adalah yang terkuat. Sejak episode awal, penonton sudah disuguhkan betapa liciknya otak Yuuichi untuk mengakali permainan. Semakin ditonton, semakin kita melihat bahwa tidak hanya cerdas, tapi Yuuichi juga memiliki sisi kejam dan tanpa ampun. Hal ini sangat kontras dengan loyalitas dan kelembutan yang ia tunjukkan kepada kelima teman-temannya, sehingga membuat karakter Katagiri Yuuchi semakin menarik untuk disimak.

Two-faced Yuu-kun


Plot di Tomodachi Game penuh dengan twist yang tidak terduga. Memang secara hasil cukup bisa diprediksi karena Katagiri Yuuichi ini lumayan OP, tapi proses menuju hasil nya ini lah yang justru menjadi ladang kejutan. Plot twist yang menarik ini tidak hanya mengenai bagaimana cara Yuuichi memporakporandakan permainan, tapi bagaimana 'teman' pun bisa menjadi musuh. Jadi tidak hanya harus melawan master permainan, tapi Yuuichi pun harus menghadapi teman sendiri, sang pengkhianat. Sedikit spoiler, setiap anggota Yuuichi gang mendapat kesempatan menjadi traitor, jadi tunggu saja :D

Yuuichi gang minus one

Selain penuh plot twist, alur cerita Tomodachi Game penuh dengan ketegangan dari awal sampai akhir. Tidak hanya ketegangan dalam proses penyelesaian game, tapi tantangan yang harus dihadapi Yuuichi dan kawan-kawan juga semakin ke belakang semakin berbahaya. Level thrill Tomodachi Game mengingatkan saya pada Squid Game dan Alice in Borderland. Bedanya, yang dipertaruhkan di permainan ini adalah utang, bukan nyawa. 

Tapi bukan berarti anime ini bebas dari darah dan gore ya. Karena Katagiri Yuuichi adalah karakter yang nekat, ia benar-benar berani sakit dan berani mati demi bisa menang. Tidak hanya ekspresi kejam, ia bahkan berani menyakiti diri sendiri agar bisa menang.

Dengan plot selevel ini, saya jadi bisa memaafkan apapun kekurangan yang ada di segi teknis animasi, grafis, maupun character design nya. Tiga komponen ini terasa sangat cukup untuk memvisualisasikan plot dan menerjemahkan media statis menjadi karya bergerak yang memanjakan mata. 

Personal Rating: 1000000/10


Kalau saya lihat artikel-artikel di MAL, sebenernya masih banyak judul anime tema survival yang sudah tayang. Saya sendiri sudah punya 2 judul lagi yang sudah masuk planning to watch list: Btoom sama Rainbow Nisha Rokubou no Shichinin. Ada beberapa judul lain juga yang lebih famous seperti Sword Art Online atau Fate/ series, tapi untuk sementara cari yang pendek-pendek dulu lah ya.

No comments:

Post a Comment