Netizen Indonesia mungkin salah satu yang paling dibully komunitas internasional karena bacotan yang sering gatau tempat. Tapi, diam-diam sebenernya kita punya legacy yg lumayan advanced di sisi teknologi penggunaan twitter, yaitu autobase. Saya baru ngeh beberapa bulan terakhir ini bahwa westerners tuh ternyata ga familiar sama sistem autobase. Mungkin karena mereka cukup outspoken dan berani tampil ya, beda dengan kita Asian yang lebih cenderung lowkey sehingga by nature kita memang butuh sistem autobase. Anyway, in one way kita advanced juga ternyata hahah.
Yep, Meskipun sering dibilang barbar dan memalukan, tapi kita tergolong maju untuk servis autobase ini. Bagi yang belum paham, autobase adalah akun yang memfasilitasi warga twitter untuk menyebarkan pertanyaan, keresahan, atau sekedar shitpost melalui akun anonim. Dengan jangkauan follower autobase yang besar, pengguna twitter bisa ‘pinjam nama’ untuk menyebarkan twit mereka ke audiens yang lebih luas (penjelasan sbb).
hey there my international followers/moots, @HAIKYUUFESS is an AUTOMATED fanbase that used for sending menfess/messages that operated using BOT. it's VERY COMMON here in Indonesia to have base like this. lemme explain to you little by little so you can understand.
— Kei 🍊; working on comms(5/5) (@orenjinyan) February 9, 2021
( a thread ) https://t.co/TZMNIQfl0z
"How Indonesia's Autobase Works?"
— kira-STREAM I'M STILL HERE BY LEO (@snowangja) May 27, 2021
Easy-to-understand guideline for people without basic understanding about the existence of autobase.
Feel free to use or share. Using 2 of my favourite bases as example ^^ pic.twitter.com/W1wSOx1SSf
Anyway, dengan posisinya sebagai sentra dan corong informasi, autobase ini kurang lebih bisa menjadi indikator ‘rame’nya suatu fandom, khususnya di Indonesia. Kalo suatu fandom follower autobase nya gede, itu bisa jadi filtering awal banget untuk menilai apakah suatu karya dihype apa enggak.
Sebenarnya bisa banget sih kalau mau kita kritisi lagi, untuk menentukan apakah hype nya itu benar-benar pure. Kalau mau lebih dalam, sebenernya kita bisa pakai item lain seperti tingkat interaksi menfess yang dishare, atau unique owner dari akun2 yang mem-follow. Tapi untuk gambaran awal, count of follower sepertinya sudah lumayan menggambarkan ‘laku’ atau enggaknya suatu karya.
Dengan data ini, kayanya seru ga sih untuk menganalisis selera pasar Indonesia arahnya kemana? :D
Mengingat saya lagi in ke anime, mungkin saya mulai dengan anime dulu kali ya. Maybe selanjutnya saya bisa bikin yang kaya gini untuk topik lain? Kpop atau lapak-lapak keributan mungkin? :D
Disclaimer:
I know, I know bahwa twitter itu bukan indikator valid yang merepresentasikan selera masyarakat. Rame di twitter, jumlah interaksi di twitter bukan cerminan atas seberapa besar/menguntungkan suatu judul anime. Kalau kita lihat list yang akan saya post di bawah, ada beberapa judul besar (yang sudah langganan box office dan ga mungkin orang ga tau) seperti Detective Conan misalnya, tetapi jumlah follower nya hanya sedikit di atas 7000an.
1. Haikyuu! (based on 'Haikyuu!' manga by Furudate Haruichi)
6. Moriarty the Patriot (based on 'Moriarty the Patriot' manga by Ryousuke Takeuchi & Hikaru Miyoshi)
9. Hunter x Hunter (based on 'Hunter x Hunter' (Hunter Hunter) manga by Togashi Yoshihiro
Top 20 anime berdasarkan total follower akun autobase |
Gausah jauh-jauh sih, Haikyuu ini kalau dibandingkan dengan peringkat 2 (Attack on Titan), sebenarnya selisihnya juga cukup jauh, dimana jumlah follower Attack on Titan persis separo dari follower Haikyuu. Kalau kita tilik ke bawah lagi, antara Top 3 dengan peringkat-peringkat di bawahnya juga cukup jauh, hampir turun sampe separonya juga.
Bikin penasaran banget ga sih, apa sebenernya yang membedakan tiga anime ini dengan anime-anime di bawahnya?
Kalau dari tema, sebenernya ga ada yang spesial ya. Tiga anime teratas ini genre nya sport (Haikyuu) dan action (Attack on Titan, Jujutsu Kaisen), yang sebenernya ga beda dengan mayoritas penghuni Top 20, Top 10.
Lama penayangan? Walaupun mungkin relevan untuk Haikyuu (tayang perdana 2014, jumlah season 4 (to be 5) dan Attack on Titan (tayang perdana 2013, jumlah season 4), tapi sepertinya ga berlaku untuk Jujutsu Kaisen yang baru tayang musim gugur 2020. Manga nya sendiri juga baru pertama terbit Maret 2018, sehingga logikanya tentu 'fandom'nya baru tumbuh 3 tahun belakangan.
Iconic character? Untuk Top 3 ini sepertinya memang ini yang cukup banyak main andil dalam mengangkat hype. Adanya satu karakter kunci non-protagonist yang bisa jadi simp banyak orang sangat manjur untuk jadi bahan obrolan dan simping bareng orang-orang, yang otomatis juga akan naikin jumlah hype. Attack on Titan punya Levi Ackerman, chibi grumpy old man yang jago banget bertarung melawan titan sambil bergelantungan (you will see many people refer him as the 'Beyblade Man'). Haikyuu punya banyak karakter iconic seperti Oikawa Tooru, Kuroo Tetsuro dan Miya Atsumu. Dan yang paling hot: Satoru Gojo, versi improved dari karakter sensei overpower yang sama-sama berambut putih, Kakashi Hatake.
Levi, Oikawa, Gojo & Kuroo, side character yang sepertinya lebih hype daripada protagonistnya :D |
Karakter top character dari tiga anime ini memang tidak ada pola khusus, tapi masing-masing punya 'the point' yang manjur banget dalam menyasar hati fangirl. Apalagi posisi mereka sebagai bukan-karakter-utama, semakin menaikkan 'nilai' mereka di mata fandom. Biasa kan, orang memang selalu memberi nilai lebih bagi pihak-pihak berprestasi yang 'ga punya prestige'.
Dari segi kualitas anime/manga, Haikyuu! ini memang ramah buat semua orang. Baik dari plotnya, desain karakternya, topiknya, sampai ke hubungan antar karakternya semua serba pas dan aman. Makanya range penetrasi anime ini bisa luas banget, karena siapa aja bisa suka.
Other short review: here
Ketiga aspek ini memang dieksekusi oleh tim produksi anime Attack on Titan dengan sangat baik. Konsep berantem sama raksasa ini memang terdengar childish, tapi plot yang balanced antara drama, politics, dan action (pokoknya selera kaum yang baru beranjak dewasa banget lah) membuat anime ini bisa masuk ke pasar yang lumayan gede. Selain itu, faktor protagonisnya yang cukup good looking (beda dari tipikal protagonist anime yang biasanya dibuat tampangnya standar, karena jatah 'ganteng' harus diserahkan ke side character) dan side characternya yg fun-sized tapi sassy cukup membuat banyak wanita juga berbondong-bondong ngikutin anime berantem ini (dan fall in love with them characters).
Oh, dan soundtrack nya. It's so 'Attack on Titan', baik dari komposisinya maupun liriknya. Kelihatan banget tim produksi memang niat banget membuat semuanya all-in, customized buat mendukung experience menikmati jalan cerita penuh darah dan mayat ini secara utuh.
Previous review: here
Jujutsu Kaisen ini adalah anime tentang pengendali siluman (dukun? paranormal? gua bingung nerjemahin 'jujutsu sorcerer' ini gimana). Itadori Yuuji yang ga sengaja kesurupan arwah terkutuk kuno Ryomen Sukuna, akhirnya bergabung dalam akademi jujutsu untuk menjadi jujutsu sorcerer.
Plot anime ini berpusat di kehidupan Yuuji di akademi, dan bagaimana ia dan murid-murid akademi lainnya akhirnya terlibat dalam persaingan antar akademi sihir. Seperti tipikal perkembangan plot anime, mereka pun akhirnya harus melawan arwah terkutuk jahat, Mahito.
Saya sendiri baru sempat baca manga nya, sehingga saya ga bisa banyak komentar mengenai anime nya. Kalau bagi saya, plot cerita Jujutsu Kaisen ini sebenernya ga intense-intense amat. Menurut saya, yang bikin manga/anime ini populer adalah karakternya yang dibikin appealing, seperti Gojo Satoru yang desain karakternya mengingatkan saya pada karakter guru berambut putih yang terlebih dahulu booming: Kakashi Hatake. Cuma bedanya Gojo ini lebih celelekan dan sombong, in a funnier way sehingga item 'plus'nya lebih banyak daripada versi Naruto-nya.
Oh iya, eksekusi animasinya mengingatkan saya pada tipikal anime keluaran Studio Bones yang banyak menggunakan comedic insert untuk mengocok mood anime yang serius agar jadi lebih ringan.
Saya agak hilang minat begitu saya denger bahwa ini adalah anime time traveller. Di otak saya, anime time traveller pasti: protag nya OP karena bisa ngendaliin masa lalu dan masa depan. Dengan kekuatan tersebut, cerita akan terlalu menguntungkan untuk protagonist, sehingga plot akan mudah ditebak dan ga exciting karena protagonist pasti aman. Dan bener kan, di anime ini ternyata protagonist kita menggunakan time travelling untuk mencegah kematian mantan pacarnya. Ew. Skip.
JENG JENGGGGGGGGG SAYA SENANG SAYA SALAH
Walaupun alasan time travelling di anime Tokyo Revenger ini terkesan menye (bagi kaum sok edgy yang independen dan tidak butuh cinta seperti saya), tetapi ternyata setting cerita yang berpusat pada konflik antar geng di Tokyo sukses membuat alur jadi rumit dan seru. Protagonist kita akhirnya terlibat dengan geng motor Tokyo Manji, mulai dari terjebak dalam tawur receh-receh seorang anggota Toman, sampai akhirnya menjalin kontak dengan sang legenda petinggi geng itu sendiri: Mikey dan Draken. Protagonist kita Hanagaki Takemichi akhirnya memutar otak dan nekad-nekadan untuk mencegah kematian Draken, yang nantinya akan mencegah Tachibana Hinata tewas di tangan geng Toman di masa yang akan datang.
Kesan pertama yang saya dapat ketika pertama kali saya mengklik link youtube Muse Asia adalah: SOUNDTRACKNYA ENAK BANGET? Damn saya memang lemah sama anime yang openingnya enak, akhirnya saya langsung maraton untuk nonton serial ini. Plotnya cukup berat dan padat untuk ditonton perempuan paruh baya dewasa seperti saya which is nice. Karakter-karakter di dalamnya 'keras' tapi dikemas dengan ganteng. Kontras ini sih kayanya yang membuat anime ini jadi populer banget di kalangan ciwi-ciwi twitter. Cukup sesuai dengan setting cerita yang berpusat pada pertikaian geng preman (cuma agak amazed aja mengingat pentolan protag gang kita adalah ANAK SMP).
Belum selesai nonton sih (keburu pindah minat ke danmei lolol), mudah-mudahan ending animenya ga underperform ya ^^;
Saya ga tau kapan Demon Slayer ini mulai hype di Indonesia, yang jelas awal tahun 2020 kemarin tahu-tahu twitter anime lokal dihebohkan dengan berita Kimetsu no Yaiba yang movie nya nge-hit chart bioskop Jepang. Lihat judulnya Demon Slayer', saya tadinya agak-agak ga minat ngikutin... sampai saya akhirnya nemu soundtracknya yang ternyata satu tipe sama Again by Yui yang jadi soundtrack openingnya Full Metal Alchemist: Brotherhood. TOP NOTCH BANGET, jiwa jrock saya bergetar lagi wkwk.
Saya ga terlalu ngikutin animenya, tapi dari cut-cut video yang sekilas saya tonton di youtube, saya langsung terpukau sama kualitas animasinya yang vivid dan pleasing banget. Setelah saya akhirnya ngikutin manga nya sampe beres, saya cukup bisa menyimpulkan bahwa Demon Slayer ini memang deserve the hype. Karakternya menarik, desain visualnya pleasing, dan plotnya pun anti dragging-dragging club. The way the story ends juga terasa natural dan luwes, dimana protagonist nya ga 'dipaksa' OP untuk menghabisi villain. Memang bau mayatnya kenceng, tapi yaa not unexpected lah untuk anime action.
Walaupun protagonistnya, Kamado Tanjirou ini 'lembut' banget, tapi dua karakter deuteragonist nya Agatsuma Zenitsu dan Hashibira Inosuke yang outright konyol (in their own way) cukup membuat mood selama menonton jadi keangkat.
Awal-awal nonton MTP, sama sekali ga expect bahwa jumlah follower anime ini akan jadi sebesar ini.
Saya sendiri agak ga berharap banyak ketika pertama nonton anime ini, bahkan agak letdown sama gambaran Moriarty nya yg terlalu 'alus', beda banget sama penggambaran Moriarty yg biasanya berupa bapak-bapak bermuka jahat.
Our William 'Liam' James Moriarty |
List of scary Moriarties :D |
Well, kecuali Moriarty di 'Sherlock'
Andrew Scott as Jim Moriarty (the beginning of Sheriarty shipping era) |
Eh Kabukicho Sherlock juga cute sih, bocah malah
James Moriarty, aka (censored) |
Tapi ternyata, perpaduan antara 3 icon Inggris (Sherlock Holmes, James Bond, dan Jack The Ripper) ini menghasilkan dinamika karakter dan alur cerita yang ga 'Sherlock Holmes' banget. Dengan cerita yang berpusat pada 'penjahat', moral compass kita akan dibuat terkocok-kocok karena apparently, kala kita lihat dari sisi penjahat, ternyata tindakan dia itu ada niat baiknya...
(Setidaknya di universe ini)
(Again, jangan dicampur-campur sama universe James Bond ataupun Sherlock Holmes yang asli. Apalagi Jack The Ripper, please dia itu penjahat asli T_T)
Prev review: here
Rank 7 - SK8 the Infinity
Serba pas, serba balanced. Hampir semua poin positif sport anime yang dipunya Haikyuu, ada di SK8. Kelemahannya cuma satu, episodenya pendek. Dan karena gaada underlying manga-nya (denger-denger anime ini memang dibuat khusus untuk merayakan masuknya cabang olahraga skateboarding ke Tokyo Olimpiade 2020), begitu anime nya end, ya selesai. Bener-bener gaada yang ditunggu lagi.
Anyway. Dari anime-anime sport yang sudah saya lihat (beberapa review nya di sini dan di sini), kayanya baru ini yang fokusnya bener-bener di 'olahraga'nya itu sendiri. Walaupun beberapa atletnya masih usia pelajar, tetapi porsi mereka di sekolah sangat amat sedikit. Mungkin karena memang di anime ini kompetisinya sendiri ilegal ya. Mirip seperti balapan mobil/motor liar, cuma ini pakai skateboard. Lumayan makin bikin tensi nonton agak naik sih, soalnya kan rada paranoid ya gimana kalo lagi asik-asiknya tanding tau-tau polisi dateng ^^;
Karena peserta nya bebas (bukan seperti layaknya sport anime yang formatnya berupa pertandingan antar club sekolah, dengan target untuk bisa qualified ke pertandingan nasional), dinamika antar karakternya juga lebih seru. Di sini kita ga hanya mempertandingkan skill, tapi juga bisa memasukkan mental game dimana peserta yang lebih tua/lebih senior sangat bisa mengintimidasi pemain yang lebih muda dan lebih hijau. Environment persaingan kaya gini kan justru malah lebih reflect ke actual competition yang sekarang terjadi ya, dimana memang kalau sudah di level pro kan semua level experience bisa ketemu. Dan kalau persaingan di kompetisinya udah panas, ketegangannya nya kan bisa ditarik lagi ke adegan-adegan after matches dan menciptakan drama-drama yang seru. Even dengan plot yang sebenernya klise, tapi tetep ga membosankan.
Okay, no-homo-bros. :) |
Tapi, ketegangan-ketegangan ini tetep diimbangi dengan insert-insert konyol khas Studio Bones, sehingga proses nontonnya sendiri cukup nyenengin. Dan sepertinya tetep worth mentioning kalau platonic relationship antar karakternya sangat juicy untuk jadi bahan shipping kita, perempuan-perempuan jomblo haus cinta.
Prev review: here
Rank 8 - Bungo Stray Dogs
Pertama ngikutin ini tuh penasaran karena salah satu nama tokohnya, Dazai Osamu, sering disandingin sama William James Moriarty. Hampir ketuker sama anime sebelah (Bungo to Alchemist: Shinpan no Haguruma), tapi akhirnya saya bisa juga nyelesein sampe movie yang terakhir.
Tema nya tentang dua agensi yang saling bersitegang di Yokohama (kota pelabuhan di selatan Tokyo): Agensi Detektif Bersenjata (Armed Detective Agency, ADA) dan Port Mafia. Adalah Nakajima Atsushi, seorang anak yatim piatu yang terusir dari panti asuhan, yang unwittingly ternyata adalah salah satu pemilik kekuatan yang sedang diburu negara. Ia masuk menjadi anggota ADA, dan akhirnya harus deal with rekan kerjanya yang memiliki tabiat nyentrik, seaneh kekuatan/quirk mereka.
Plot cerita Bungo Stray Dogs banyak berpusat pada rivalitas ADA dengan Port Mafia dan organisasi-organisasi lain. Saking banyaknya pihak yang harus dilawan, lama-lama pihak mana yang baik dan mana yang jahat semakin blurred wkwk. Kalau untuk orang dewasa seperti saya sih asik-asik aja nonton hitam jadi putih yang dibolak-balik begini. Cuma kalo dedek-dedek emesh nonton beginian tanpa dapet fondasi moral yg firm, bisa susah sih ke depannya.
Ini aja baru nemu ada fans BSD yang asal ngegonta-ganti informasi historis Nakahara Chuuya (not this one) ke arah ship homoseksual. Padahal beliau ini real Japanese poet yang sama sekali ga ada sangkut pautnya dengan author lain yang jadi pasangan ship, cuma kebetulan aja namanya diambil jadi nama tokoh di anime ini. RIP tags and age restriction, di jaman internet ini.
Agak keringet dingin pas lihat anime ini ternyata followingnya tinggi banget di Indonesia. Soalnya belum pernah nonton sama sekali, baik manga maupun anime, soundtracknya aja ga tau yg mana :")
Rank 10 - Free!
Kalau ada satu setting dimana pria topless dianggap normal, itu adalah klub renang pria.
Ditambah karakter yang rupawan, attitude yang perfectly hit each of thirsty fangirl's type?
Dan plot cerita yang kompleks, tiap season rivalitas dan dinamika nya beda-beda? Ya keterlaluan kalo sampe ga booming xD
Bagi penggila roti sobek, ini anime buat kalian!
Matsuoka Gou being a MOOD |
Prev review: here
No comments:
Post a Comment