Aug 3, 2021

List of sport anime I've followed: Part 2

Masih di era per-wibuan (padahal wifi gratis rumah udah dimatiin idk how I still doing this), watched list anime saya makin banyak -- walaupun sebagian besar masih muter-muter kalo ga di sport, ya crime-action-mystery genre.

Kelanjutan dari postingan ini, tahu-tahu saya sudah mendarat lagi sekian banyak anime sport lain. Beberapa bagus, beberapa b aja, beberapa meh, ada juga yang pending –ga berani bilang drop karena physically itu filenya masih ada di handphone saya dan mana tahu saya gabut banget dan punya cukup mood untuk nonton ulang judul-judul tersebut kan :D

Ada 6 judul, yang akan saya urutkan dari yang paling whatever (so so) sampe yang paling bagus. Untuk yg masih pending, saya taruh di paling bawah aja karena I don't think their creator deserve that much voice out bahwa karya mereka 'jelek'.

Soalnya kan ini lebih ke masalah selera ya.

 

6. Backflip (Bakuten)



Saya pertama aware tentang anime ini ketika lihat daftar seiyuu nya. Agak shocking melihat isinya seiyuu main character dan karakter besar semua, edan.

FFFFFFUUUUUUUUUUUU LOOK AT THEM NAMES

Ekspektasi tinggi di awal memang merusak kenikmatan menonton. Makanya, faktor ini lah yang akhirnya membuat pengalaman nonton saya jadi agak, eh... kok gini doang?

Setting cerita: tim olahraga yang so-so.

Protagonist: skill biasa-biasa aja.

Deuteragonist: skill mandraguna.

Plot: Meraih mimpi untuk menang kompetisi.

Di tengah: ada konflik yang namanya cedera.

Intinya: typical dari ujung kepala sampai ujung kaki, alias klise.

Dan dengan jumlah episode cuma 12, saya juga ga bisa ambil banyak pelajaran mengenai rhytmic gymnastic itu seperti apa. Ilmu-ilmu teknikal, strategi buat menang, hal-hal baru yang biasanya saya dapet dari sport/game anime, semuanya bener-bener diomongin selewat doang, barely even there. Plotnya bener-bener fokus ke perjuangan anak-anak ini, dan bagaimana mereka pengen menang.

I feel like the script writer barely spend any effort to make their script at least look original? I had watched countless of plot precisely like that, I can correctly guess what will happen in the next minutes, and what their next struggle will be.

Kalau saya mau tarik sisi positifnya dari anime ini adalah: opening theme nya endeus banget. Tipe-tipe yang upbeat, tapi kalem dan effortless


Personal score: 2.5/5 

Stream this anime legally in: Youtube


5. Skate-leading stars



Saya mendarat di anime ini karena kesalah pahaman: saya kira anime ini adalah anime populer yang banyak banget simbol infinity(∞) nya seliweran di timeline. Sebuah kegoblokan yang hakiki memang.

Skate leading ternyata adalah olahraga ice skating fiktif –dalam arti kejuaraannya ga beneran ada. Selama ini kan yang ada figure skating solo dan pair, nah ini beregu. Satu tim melakukan gerakan-gerakan dan formasi, kemudian dinilai berdasarkan teknik, tingkat kerumitan, dan aspek-aspek lain layaknya penilaian figure skating biasanya.

I'd say the plot is leaning toward cliche-ish spectrum: tentang seorang mantan atlet yang pensiun karena 'mentok', terus balik lagi ke olahraga tersebut dan getting back his old resolution to win. No actual plot twist juga, overall klise dan bisa ditebak. Tapi yang saya suka, setidaknya plot yang standar itu eksekusinya jauh lebih kompleks, deep, dan engaging.

Hal pertama yang membuat saya lebih puas nonton ini daripada Bakuten adalah, main charactersnya ada satu yang menarik. I am a simp of smart and bold, loud character, dan saya dapet 'sunshine' itu dari karakter deuteragonist: Hayato Sasugai.


My love Hayato <3


Between the typical protagonist yang Naruto-ish (too fire-y) dan karakter rivalnya yang typical perfect genius (borderline boring character), Hayato ini nih yang akhirnya menyelamatkan ini anime. He’s a walking database, he’s analytical, he’s a genius strategist. He’s cheerful too, in a ‘wind’-ish way (bukan yang api, main serudak seruduk kaya our protagonist). Tipe kakdee bangettt T_T

This does matter, karena nonton anime kan memang lebih nyenengin kalo ada karakter yang bisa kita gemes-in wkwk

Semakin banyak episode yang diputar, ternyata sekaligus membuka juga lapisan-lapisan bawang dari para karakter, yang lumayan membuat plotnya jadi semakin 'berbumbu'. Selain kita jadi tahu cerita dibalik dua bersaudara jenius, kita juga dikasih lihat bagaimana karakter-karakter lain juga berjuang sama kerasnya untuk tumbuh. Jadi plot dan developmentnya ini ga cuma berpusat ke main character dan drama rivalitasnya yang dia alami aja. Despite those details, scriptnya sendiri ga terlalu mengulik dalam dan mengharu biru ke history karakternya ini, sehingga main plotnya ga terlalu dragging. Lumayan padat dan seimbang untuk anime yang selesai di 10 episode - satu season aja.

Afterall, racikan bumbu kan ga boleh overpower the main ingredients ya. Hal tersebut sangat berlaku di anime ini – plot yang biasa aja dikemas dengan rapih sehingga hasilnya berakhir cakep.

Personal score: 3.5 / 5

Stream this anime legally in: Youtube

 

4. Kakegurui


Note: Di anime ini banyak permainan berbahaya, sehingga anak-anak sebaiknya jangan nonton ini dulu.

Nemu anime ini di rekomendasi random anitwt yang lewat, saya kepincut dengan review yang menyebutkan bahwa 'strategi permainannya membingungkan tapi seru walaupun ga ngerti'. Sebagai orang yang ngakunya punya intelegensia tinggi dan able to strategize, tentu saya merasa tertantang dong nonton ini. Mind game when you can exploit the rule? YES I'M IN!

Hal pertama yang menarik mata saya adalah background cerita yang tidak biasa. Hyakkaou Private Academy yang menjadi latar cerita, diceritakan adalah sekolah khusus untuk kalangan elit. Namun, status sosial murid-murid di dalamnya ternyata tidak ditentukan oleh prestasi akademik, tetapi oleh skill mereka dalam game dan judi. Siapapun yang paling jago, dialah yang menduduki kasta sosial paling atas. Dari setting kaya gini aja saya udah langsung excited, anjir ini anime berani banget >< Which actually make sense because afterall, real life politics also involves bajillions of mind game kan.

Protagonist kita Jabami Yumeko, diceritakan adalah murid perempuan pindahan yang berpenampilan manis dan naif. Namun, Yumeko mendadak menghebohkan seisi sekolah setelah mengalahkan Momobami Kirari, anggota komite sekolah. Attitude permainannya yang berfokus pada thrill (bukan berorientasi untuk menang), serta gaya bermain yang nekat dan berani mati akhirnya memberi warna di setiap perkembangan plot cerita.

Tiap-tiap episode rata-rata menceritakan tentang bagaimana Yumeko menantang orang-orang berbakat di Hyakkaou. In a way, plotnya sebenarnya relatif sederhana dan ga banyak twist. Namun, detail permainan di dalamnya itulah yang bikin sensasi nonton anime ini jadi seru dan menantang otak. Tidak hanya peraturannya yang terkadang rumit, bagaimana para pemain memanipulasi rule nya ini juga sering kali ngasih the biggest fuck you ke tingkat kecerdasan kita. In the sense of, KOK BISA PERMAINANNYA DIPELINTIR JADI BEGITU?

Hal menarik yang juga saya temukan dari anime ini adalah, animasi nya agak menyebalkan. Saya sering menemukan animasi yang borderline disturbing, hideous even, tapi somehow memang mendukung konteks cerita, karakter tokoh, dan suasana cerita. Lebay but in a necessary way gitu loh.


Kalo versi screencapnya aja sudah annoying, trust me versi bergeraknya jauh lebih aggravating


Satu hal yang agak bikin letdown adalah bagaimana season pertama diakhiri. Jujur, permainan di episode final ini diakhiri dengan agak lame, ga sebanding dengan thrill yang sudah ditampilkan di episode-episode sebelumnya. Tapi siapa tahu ending yang nanggung ini jadi bridge yang cakep untuk season II: Kakegurui XX?  

 


Personal score: 4.0/5


3. Free!

Pertama aware sama anime ini dari meme kembaran Kageyama yang banyak beredar di Twitter. Meme ini basically cuma sekumpulan karakter rambut gelap yg poninya bentuk huruf M (ada Kanbe Daisuke (The Millionaire Detective – Balance Unlimited), Kageyama Tobio (Haikyuu!), Uenoyama Ritsuka (Given), dan Nanase Haruka (Free!)), yang kayanya jadi template design karakter cool (yang borderline goblok). Ternyata ini anime udah lumayan lama, rilis pertama kali tahun 2013. Ini adalah serial anime original, sehingga agak ngerepotin untuk late follower kaya saya karena gaada manga nya (gabisa shortcut dengan baca versi lebih kuota-friendly wkwk).


Untungnya watching experience nya worth my time, kuota, and memori hape sih.

Dari yang paling gampang, character design dulu ya. Untuk anime sport renang, sudah bisa dipastikan penonton akan dapet banyak banget konten fanservice berupa cowok-cowok cakep bertelanjang dada dengan abs roti sobek yang terukir sempurna. Desain seperti ini tentu saja konsisten dari awal sampe installment terbaru (yang saya sempet tonton at least), dengan sedikit penyesuaian di installment ‘Starting Days’ (throwback ke setting ketika para karakter masih SD – tentu saja abs nya ga dibuat se’defined’ masa puber). Kalo lihat teaser nya, sepertinya di installment final juga karakternya digambarkan dengan desain wajah yang lebih dewasa sih. But still good looking, regardless.





Namanya juga tim renang ya Pak. kalo mau tertutup mah namanya kendo atau fencing :)


Characterization nya juga cakep, ga banyak karakter annoying yang bisa ‘dibenci’. Kalaupun ada yang agak-agak menyebalkan, begitu kita persevere long enough (for the sake of karakter lain, misalnya), ternyata dibuka juga alasan kenapa karakter tersebut menyebalkan. Ya mungkin ini kebantu karena ini kan anime panjang ya, jadi banyak ruang buat mengungkap layer-layer, background story seluruh karakter. Season anime yang panjang memang membantu banget sih, buat menyeimbangkan drama masa lalu karakter dan perkembangan current main plot. Hal ini sebenernya not unexpected untuk anime yang sudah berseason-season, karena ya buat apa episode panjang-panjang kalo ga untuk menggali sebanyak mungkin karakter secara mendetail kan. Jadi walaupun fokus cerita tetap berpusat pada protagonist Nanase Haruka, tetapi supporting character lainnya juga dapat spotlight lumayan banyak. In return, detail-detail seperti ini membantu kita untuk memahami karakter Haruka juga sih.   




Karakter 'antagonis' di setiap season biasanya beda-beda, sehingga konflik yang dimunculkan di tiap season selalu fresh. Misalnya season 1 fokus pada rivalitas Haruka dengan Matsuoka Rin, sedangkan season 3 lebih banyak membahas hubungan Haruka dengan Kirishima Ikuya. Untuk season final (movie), sepertinya akan meng-highlight persaingan Haruka dengan semua rivalnya dari season 1 sampai season terakhir. Lumayan cakep sih urutannya. Sayangnya ini movie ga akan rilis di Indonesia hiks T_T.



Btw ending clip nya yg season 3 gemes banget dong :D


Personal score: 4.2 / 5

 

Dua anime terakhir adalah sharing Top 1, saya gabisa nentuin mana yang lebih bagus karena suka banget sama dua-duanya >< 

1/2. Yuri on Ice



Tau anime ini udah lama banget, tapi somehow kepending-kepending terus sama anime lain. Glad to know that I’m no longer missing this decent piece out.

Yuri on Ice bercerita tentang Katsuki Yuuri, atlet figure skating nasional Jepang yang ‘mentok’ dan mendapatkan hasil jelek di kompetisi dunia. Setelah kabur dari idolanya Viktor Nikiforov, dan dibentak-bentak di toilet oleh Yuri Plisetsky - bocah juara kelas junior, ia akhirnya pulang ke Jepang. Ketika ia sedang mencoba menenangkan diri dengan skating-skating santai di ice rink tempat ia berlatih dulu, ia iseng meng-cover penampilan Viktor sang skater nomor 1 dunia – yang ternyata viral. Tertarik, Viktor akhirnya memutuskan untuk break dari kariernya yang sedang naik-naiknya, untuk menjadi coach Yuuri di Jepang.

Yea I just spoiled you guys the whole first episode. Sawry.

Yuri Plisetsky yang jengkel karena (calon) rivalnya di level senior tiba-tiba memutuskan untuk hiatus, akhirnya bertekad untuk menyeret sang champion senior pulang ke negerinya. Cerita yang tadinya saya kira akan menjadi drama antara Yuuri dan Viktor, tahu-tahu berbalik jadi Yuuri vs Yurio, nickname Yuri junior. Dinamika menggemaskan antara dua Yuri beda usia ini akhirnya mewarnai hampir seluruh episode Yuri on Ice, featuring Viktor yang haha hihi di background nontonin mereka saingan.

Berita baiknya, plot Yuri on Ice ga monolith dan fokus ke satu ‘ship’ ini aja. Sebagai atlet dunia, tentu banyak juga pesaing mereka dari seluruh dunia yang sama berbakatnya, berlatih sama kerasnya, dan bermimpi sama tingginya. Ketika musim kompetisi dimulai, akhirnya peta persaingan (dan interaksi) antara duo Yuri dengan atlet lain mulai muncul. Dengan semakin bertambahnya saingan, konflik cerita akhirnya semakin meluas dan kompleks. Bukan hanya konflik in term of the deepening drama plot, tapi juga bagaimana strategi Yuri dan Viktor (sebagai coach dadakan dan amatiran) meng-counter satu demi satu lawan yang mereka hadapi di setiap leg kompetisi secara aman dan sportif.

Yes, in one way, di tiap-tiap episode anime ini tuh sebenarnya kita nontonin permainan strategi. Walaupun lebih banyak Viktor yang mikir wkwk.

Selain nontonin subtle strategizing process dalam pertandingan figure skating, di episode-episode nya kita juga banyak dikasih info-info terkait olahraga dan kejuaraan figure skating itu sendiri. Bagaimana sistem kompetisinya, bagaimana sistem penilaiannya, dan bagaimana ‘trik‘nya untuk menang. Seru, jadi dapet ilmu baru tanpa harus mikir!

Poin plusnya lagi, semua ini dikemas dengan menyenangkan dalam script dan animasi yang tidak pelit komedi DAN FANSERVICE. Kalau kalian penggemar interaksi nyerempet-nyerempet homo, silakan bersabar mengikuti ceritanya, sampai kalian akhirnya panen banyak banget momen-momen bernuansa BL di episode-episode terakhir. Or not, silakan interpretasikan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Plot dan endingnya sendiri sebenarnya predictable (apalagi kalo kalian ga skip opening theme nya wkwk), tapi dengan karakter yang wholesome, script yang berlimpah ilmu dan momen-momen komedi plus interaksi homo yang bertebaran dimana-mana, plot yang standar tersebut masih bisa saya maafkan.

Personal score: 4.5 / 5


1/2. SK8

‘Jenius’ mengalahkan pengalaman dan kerja keras. Orang baik-baik yang berdedikasi akan takluk di tangan shithead yang berbakat. Hasil akan selalu mengalahkan usaha, persetan dengan seberapa banyak darah dan air mata yang sudah dikucurkan. Premis ke’tai’an dalam hidup ini memang selalu manjur untuk jadi easy template plot cerita, sehingga plot yang beneran spesial dan original memang udah susah ditemukan dalam serial anime apapun. 

That’s why untuk sport atau game genre, faktor penentunya lebih sering jatoh ke bagaimana semua komponen disatukan dan dieksekusi. Dengan tema cerita yang mirip-mirip (let’s be real, sport anime memang mau dibikin sekompleks apa juga kan), pengalaman menonton sebuah judul memang lebih sering ke faktor-faktor kosmetik: seperti pengkarakteran, facial animation, comedic insert, pokoknya perintilan-perintilan subtle yang ga kerasa, tapi kalo ga ada bakalan kerasa datar dan boring nya.

And SK8 – The Infinity nailed each of them components. 

In term of plot complexity, I’d say eksekusi plotnya lumayan ga datar-datar banget. Selain drama antara si jenius vs si passionate, kita juga dikasih drama antara si kampret vs anak ‘bae-bae’, dan antara si jenius bangsadh vs si jenius anak baru. Soalnya skateboarding ini kan kompetisi individu yah, jadi konfliknya bisa lebih kompleks aja karena memang direct, satu lawan satu (bukan kaya pertandingan beregu yang konfliknya lebih sering cuma ke persaingan antara regu A dan regu B). Dan di saat masing-masing character itu lagi compete, dikasih tahu lah juga background story antar character

In term of balance between drama and plot, I’d say SK8 ini in par sama Skate-Leading Stars. Plot jalan, drama juga dalem. Tapi yang bikin pengalaman nonton anime ini jadi way beyond SLS adalah: characterization. Di anime ini, even the most bland, boring character masih terselamatkan dengan momen-momen konyol. Dynamics antar karakter juga kocak, banyak dialog ringan yang nyerempet-nyerempet homo kalo kalian squint hard enough.

PS: Saya mau rekomen kalian untuk nonton versi US dub nya. Please. Bagus dan kocak banget ga bohong.

Selain itu, animasinya penuh insert-insert komedi, sehingga sepanjang nonton tuh rasanya happy dan light aja, meskipun di titik tersebut in term of conflict sebenernya lagi berat-beratnya. Seperti khasnya animasi gaya studio Bones aja sih, kan mereka memang sering masukin ekspresi lawak. Bahkan untuk anime se’dark’ Bungo Stray Dogs, kita penonton bisa tetep haha hihi karena those random funny breaks.


Personal score: 4.5 / 5

 


--starting below is our unlucky yawn-fest--

2.43: Seiin High School Boys Volleyball Team

Saya ga tahu motif dibalik timing perilisan anime ini yang cuma beberapa bulan setelah Haikyuu S4 selesai tayang. Tapi dengan (unintended) benchmark yang sesukses itu, eksekusi cerita yang slow burn dan hangat-hangat kuku gini jadi terasa sekali lacking dan datarnya.

Not to mention the deuteragonist was designed like the cheap mashup of two decently popular Haikyuu characters.

Haijima Kimichika (doesn't he look familiar?)

Maybe it could be a decent piece of work. Sayangnya anime ini dirilis ketika hype to Haikyuu S4 masih panas-panasnya, sehingga materi yang di-deliver ga bisa mengimbangi momentum dan ekspektasi yang sudah dibentuk oleh judul sebelah. Sebenarnya sangat ga apple to apple ya membandingkan dua judul ini, karena Haikyuu kan anime serial panjang dan berseason-season. Anime panjang kan sangat punya space untuk pendalaman karakter dan meng-kompleks-kan cerita, beda dengan anime satu season kaya gini.

PS: Saya drop anime ini di episode 5, jadi saya ga tahu apakah cerita ke belakangnya akan semakin solid atau engga


Wave Surfing Yappe

I might have the grossest reason to drop this anime, tapi saya drop judul ini karena saya agak males sama salah satu karakter deuteragonist nya. For someone who looks similar to Prince Soma of Kuroshitsuji, karakternya sangat bland dan ga membawa bobot ke dalam cerita. Like, lo ngapain sih nongol dan gitaran di situ?

Tanaka Naru
Soma Asman Kadar, Kuroshitsuji (Black Butler)


Bukan salah character designer nya sih. Tapi timing antara saya nonton anime ini, dengan timing dimana saya baca bagian klimaks atas konflik yang dialami prince Soma di anime Kuroshitsuji sangat-sangat jelek. Kenapa "best part" nya Soma harus ketemu barengan banget sama "warmup part" nya Tanaka Naru? TAT

Cant go past 2 ep. Mungkin nanti kalau saya sudah get over Agni-Soma’s grief di anime sebelah, saya bisa nonton ini tanpa kebawa-bawa ngenesnya nasib pangeran India kesayangan kita semua :”)

No comments:

Post a Comment