Di tengah hectic-nya mengurus project-project sim salabim yang semua-minta-live-akhir-bulan, saya akhirnya memutuskan untuk drop dulu cerita panjang danmei kungfu maupun cerita berat nan edgy seperti Tokyo Revenger dan Moriarty the Patriot, dan kembali ke tontonan slice of life yang ringan. Yang ga banyak mindblowing plot twist, ga banyak character development yang epic. Cuma sekumpulan episode-episode random yang berpusat di kehidupan tokoh utama yang bisa ditonton tanpa tegang.
Overall, 4 anime yang sempat saya tonton ini cukup recommended, dan menurut saya akan sangat cocok untuk ditonton ketika otak sedang suntuk dan sedang tidak sanggup mikir yang berat-berat :)
Sebagai lulusan jurusan olahraga, ia justru harus menjadi MC acara anak-anak sebagai 'Gymnast Onii-san', dimana ia harus berakting mengikuti arahan sutradara. Di tengah rasa frustrasinya menghadapi bos kampret, rekan kerja yang ga becus, dan klien anak-anak yang ceplas-ceplos, ia berusaha setengah hidup (sudah mau mati) untuk tetap menjaga satu-satunya sumber penghasilannya. Sambil tersenyum penuh tekanan, ia sesekali memberi nasihat kehidupan pada anak-anak yang masih tanpa beban, bahwa kehidupan dewasa itu berat.
BE. RAT.
Ini adalah satu dari sedikit anime ongoing yang saya ikuti (biasanya nunggu selesai baru maraton). Saya langsung jatuh hati di pertama kali saya lihat cut-cutannya di twitter. Single usia 30an? Bekerja? Menghadapi lingkungan kerja yang annoying? Oh that's so me :)
Walaupun ternyata beban hidup Uramichi Oniisan ga terlalu in-line dengan penderitaan saya, tapi aspek 'relatable'nya masih cukup kuat. Pertama, karena karakter-karakternya ngegambarin banget macam-macam tipe orang yang akan kita temui di dunia kerja. Selain itu, skit-skitnya juga masuk banget, seperti bagaimana kita harus serve permintaan (perintah) job bagaimanapun absurdnya, bagaimana kita harus memaksa diri buat tetap beraktivitas walaupun dari segi mental dan fisik udah ga sanggup. Karena well, itu semua nyata gais :")
Meme made by me lol |
Tentang kehidupan dewasa lagi nih. Anime romance-comedy ini bercerita tentang kisah percintaan empat orang otaku, yang sekaligus juga adalah pekerja kantoran. Sebagai bagian dari kaum yang dipandang sebelah mata, mereka berusaha menyeimbangkan pekerjaan kantor, kisah cinta, dan hobi mereka. Memang terkesan gini-gini doang, tapi somehow saya bisa menikmati banget nonton cerita ini. Karena jujur...memang saya relate banget sih sama karakter-karakternya :")
Sebagai orang yang dismissive-avoidant, saya paling ga ngerti kenapa orang-orang mau-maunya melakukan hal-hal sinting cuma demi menjaga hubungan pacaran. Makanya dari pertama kali saya kenal anime Conan di umur 7, jumlah anime ber-genre romance yang sudah saya tonton bisa dihitung pakai satu tangan. Tapi gaya pacaran karakter di siniii beda banget. Sebagai otaku yang normalnya malas berurusan sama dunia nyata, mereka pun menaruh 'porsi otaku' yang cukup besar dalam hubungan mereka. Jadi mereka pacaran tuh ya, jatohnya bukan 'proper date' yang menye-menye dan saling bucin, tapi cuma ngebucin kesukaan masing-masing aja. Walaupun empat tokoh utama kita adalah otaku dari genre yang berbeda (otaku game, yaoi, dan yuri), tapi mereka bisa menoleransi ketika pacar masing-masing lagi in otaku-mode. Walaupun berantem dikit-dikit.
'Pacaran' ala otaku: baca manga homo bareng |
Tiap episodenya mostly cuma skit-skit ringan yang menunjukkan kehidupan kantor dan 'pacal-pacal'an dua pasang otaku kita, Momose Narumi x Nifuji Hirotaka dan Koyanagi Hanako x Kabakura Tarou. Karena otaku, seperti layaknya fans Kpop dan wibu di Indonesia, termasuk rakyat golongan dua, ada kalanya mereka struggle untuk berusaha menjadi 'muggle' agar bisa diterima di dunia nyata. Tapi pada akhirnya memang mereka paling nyaman ketika mingle dengan orang-orang yang sefrekuensi, membicarakan ide-ide liar di kepala mereka yang sulit dimengerti oleh normies. Perkembangan plotnya juga lebih ke bagaimana otaku mencoba untuk berpacaran dengan gaya mereka, sambil pelan-pelan belajar untuk menjadi 'the proper couple' seperti orang-orang kebanyakan.
Saya gatau apakah memang semua orang harus mengikuti pola pakem dalam berpacaran seperti arah yang ditunjukkan dalam cerita ini. Tapi setidaknya, serial ini sangat layak untuk masuk ke anime rom-com, slice of life ter-enjoyable yang pernah saya tonton.
Mau mention juga, OP-nya enak banget.
Kisah tentang Tanaka, seorang anak SMA yang untuk masuk kelas saja harus digendong sahabatnya yang disiplin dan punya semangat hidup tinggi normal. Begitu ia masuk SMA, ia berkomitmen untuk mencapai hidup yang listless (bermalas-malasan) apapun situasinya. Ia bahkan bersedia melakukan apapun demi mencapai hidup idealnya: bisa leyeh-leyeh tanpa gangguan.
Desain karakter seperti Tanaka-kun ini, memang terasa terlalu exaggerating bagi manusia normal, yang semalas apapun tentu tetap harus bisa jalan dan masuk kelas sendiri. But while related-ness is not one of its forte, tapi ceritanya yang ringan cukup bisa membuat rileks otak yang menonton. Atau, saking datarnya, orang bisa sampai ketiduran ketika menonton anime ini. Selalu ada dua sisi di setiap situasi, right? ^^
Tanaka & Ooka 'normal' life |
Anyway. Kumpulan skit kehidupan mengenai anak yang ga punya semangat hidup somehow mampu memberi saya insight: Menjadi malas itu juga butuh passion! Tangan kesemutan karena terlalu lama menyangga dagu? Oh berarti gua perlu exercise. Mendadak mendapat pengganggu yang merusak hidup kita yang damai? Oh berarti kita harus mengeluarkan effort untuk ngikutin apa yang ia mau, agar urusan cepat selesai (hopefully). Tanpa passion, menjadi malas pun bisa gagal :)
Tanaka-kun yang rela ribet mengganti kunci piano dari major ke minor hanya agar tangannya ga pegel
Or to put it more positively, if your pushing factor to complete your tasks is only to prepare for the upcoming laziness, that is still a legitimate drive. Embrace it, and do your shit.
Tentang Handa Seishuu, seorang kaligrafer yang memiliki pride setinggi langit dan dipuji khalayak seniman, yang tiba-tiba ditendang ke dunia nyata karena komentar salah satu kaligrafer senior yang mengatakan 'your art ain't original'. Sebagai hukuman karena telah menonjok wajah veteran tersebut, ia dipaksa untuk 'beristirahat' di pulau terpencil Goto. Mendadak tinggal di dusun yang 'jauh kemana-mana', ia terpaksa untuk menemukan inspirasi dan style kaligrafinya yang 'sesungguhnya', sambil berusaha menyesuaikan diri dengan situasi kampung yang sangat guyub dan could never leave him alone. Yang ternyata...justru membantunya kembali menjadi 'manusia'.
Kalo masalah relatable or not, jujur anime ini termasuk yang paling distant dari hidup saya. Saya ga pernah dipaksa tinggal di kampung (yang jauh dari mana-mana), saya ga pernah punya pride yang too high sehingga kalo jatoh bener-bener bikin depresi. Tapi, saya tetep bisa appreciate anime ini dan betapa orang-orang bisa relate pada pelajaran hidup yang di-deliver. Bahwa terkadang, kita hanya perlu hidup bebas, hidup tanpa mengikuti standar pakem dan tekanan sosial untuk menemukan siapa diri lo sebenernya. Kita bisa belajar hal tersebut dari anak-anak kecil yang masih polos, yang hidup tanpa beban dan ga overthink. Bear with their antics, and you will find yourselves.
An annoying brat next door who has no concept of personal space. But still teaches you about life |
Bagi orang-orang yang sudah 'lose themselves', memaksa diri untuk tinggal di lingkungan yang sama sekali baru mungkin bisa membantu?
Babies, BABIES! BABIES EVERYWHERE!!!
Cover, judul, soundtrack, dan actual game nya sama-sama sinkron. Apa yang ditawarkan ya itu yang kita dapat. Like, apa yang mau kita harapkan dari anime yang berjudul 'School Babysitter' dengan bayi-bayi mungil, pendek dan bermata besar? Ga mungkin kita berharap kaki-kaki mungil baby yang baru beberapa bulan mantap berjalan itu untuk memecahkan misteri pembunuhan di sudut kota, kan? :D
Episode pertama dibuka dengan lumayan nyess. Kashima Ryuuichi, anak yatim piatu yang diadopsi oleh keluarga pemilik yayasan akademik yang juga baru kehilangan anak dan menantunya, di hari yang sama orang tua Ryu meninggal. Di sini, kita bisa lihat betapa Ryu sayang banget sama Kotarou, adiknya yang masih balita, satu-satunya keluarganya yang tersisa. Namun, life must go on. Sebagai anak yang lebih dewasa, ia juga harus bersekolah dan menunjukkan rasa tanggung jawab dan terima kasih kepada Baa-chan yang sudah mengadopsinya, sehingga ia ga punya pilihan lain selain berusaha (terlihat) kuat dan membantu kepala sekolah mengurus anak-anak di daycare. Di akhir episode 1, Ryu menyerah, dan akhirnya cukup kuat untuk broke down into tears, pertama kalinya sejak orang tuanya pergi.
Cuplikan episode terbawang :"D |
Episode penuh bawang seingat saya cuma di episode pertama. Begitu Kotarou 'bisa ditinggal' dan sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-teman barunya di daycare Morinomiya Academy, akhirnya kita mulai bisa melihat interaksi Ryu di sekolah, bersama teman-temannya. Selain tipikal interaksi anak sekolah di genre slice of life, kita juga disuguhkan dinamika baby-baby lucu yang ditemani oleh babysitter mereka Usaida Yoshihito yang listless dan doyan rebahan. Tingkah empat chibi yang polos, 'aman' dan wholesome, serta digambarkan dalam bentuk-bentuk bulat pendek menggemaskan membuat pengalaman nonton serial ini jadi menyenangkan. Ga akan salah lah, kalo kita fokus ke baby-baby nya :")
Kakdee mau nangis aja lihat ini gemes banget T_____T |
Dari beberapa netizen, ada yang ga nyaman dengan karakter menjurus 'pedo' yang ditampilkan di anime. Menurut saya sih masih di batas wajar ya, karena si karakter tersebut sebenarnya ga ngapa-ngapain juga yang terlihat membahayakan anak-anak tersebut. Tapi kita gabisa ngatur-ngatur rasa takut orang, kan.
Well~ :D |
No comments:
Post a Comment