Awkarin akhirnya ngancem yg ngeup untuk membawa perkara ke ranah hukum, dan dhuarr semua orang mendadak ikut sumbang suara. So far mereka kebanyakan ada di sisi si creator yg nge-up itu. Anyway, kabarnya saat ini si creator itu lagi hiatus dulu dari pertwitteran (mau ujian ceunah). Dan semua tweet di akunnya termasuk yang keblow-up itu, udah dihapus.
I stand with @nadiyahrs.— Alexander Thian (@aMrazing) October 29, 2019
Extremely dissapointed with you, @awkarin. Apparently a leopard can never changes its spots.
Congratulations on making people think you’ve actually changed into a better individual with your giveaways and ‘activism’.
Now you have shown ur true color
will delete later but I'm one of the lucky ones that Nadiyah trusted & I got to read their actual convo, and boy, "menghubungi Nadiyah lewat DM untuk berdamai" is a bunch of bullshit pic.twitter.com/P55pxDGpES— tassa (@tasilsa) October 29, 2019
Program detoks saya auto berantakan karena temen-temen2 saya yg biasanya muncul buat spazzing oppa/gege, tau2 jebe bahas beliau.
Tapi di antara hingar bingar tweet yang memojokkan awkarin, ada satu tweet bangsat yang somehow relatable sama mindset saya.
Baru selevel Awawaw aja sudah tidacc tersentuh. 🤗 askDika (@askDika) October 29, 2019
Yah well, rakyat jelata, taste the power of fame & money if you're just gonna attack such person/figure without proper resource, strategy and firm evidence.
Be real, her resources are way above you. You. Need. Plan. And Power.
Mungkin karena saya sendiri orangnya nyinyiran dan pesimistik ya. Tapi saya rasa tweet tersebut ga salah. Emang faktanya begitu kok. Mau berjuang ya emang ga bisa asal grasa-grusu.
Memang merusak mood, tapi fact says what it has to say kan. Ugly truth is better than sweet lie, bagi saya.
Namun, tentu saja perjuangan Mba Nadiyah tetep valid ya.
Memperjuangkan kebenaran/idealisme emang ga selamanya bisa ditempuh pake cara cantik dan santun. Ada kalanya memang harus ditempuh pake cara yang galak, biar leih nyentil.
Kalo gitu, kapan batasannya harus pake cara cantik dan kapan boleh pake yang cara jelek?
Kalo menurut saya sih, kenapa ga jalan bareng aja? Tim galak dan emosional silakan pake cara galak. Kubu yang mau jalan cantik, silakan pake cara cantik. Selama tujuannya sama, ya why not kan?
Tapi ntar kontradiktif dong.
Ya emang kenapa kalo kontradiktif? Untuk kasus ini, Nadiyah tetep bisa jalan walaupun Dika nyinyir kan?
Saya termasuk orang yang merasa bahwa adanya orang yang going against everyone itu tetap diperlukan.
Dika nyinyir, karena mau ngingetin bahwa untuk menghadapi orang kaya dan berkuasa itu harus siap sumber daya. Ga bisa modal nekad doang. Yes it does make impact tapi ya jangan marah kalo kalian team ideal akhirnya malah kena masalah. Orang hukum di Indonesia ini faktanya memang masih tumpul ke atas kok.
Beberapa fans Karin yang mungkin masih ngebelain, ya tetep bisa diambil hikmahnya juga. Mereka itu bukan tolol, tapi lagi ngebantu ngingetin kita, bahwa sejahat-jahatnya Karin, dia tetap adalah orang yang bantu nyiapin 3000 nasi boks buat mahasiswa yang demo tolak UU KPK dan UU-UU bermasalah lainnya bulan September lalu. Walaupun Karin orangnya berbahaya, tapi tindakan dia yang terpuji tetap harus diapresiasi. Salah ya salah, tapi yang baik pun harus tetap diingat.
Dan buat kalian yang mau memperjuangkan Nadiyah dan hak-hak pekerja seni, LANJUTKAN! Jangan biarkan apapun menghalangi niat baik kalian. Idealisme memang sudah seharusnya dikejar, bukan?
Bayangin aja kalo semua orang maunya realistis, maunya pasrah sama status quo. Ya semua orang bakalan bertindak semaunya. Chaos entar, ga akan ada order.
Mesin tanpa rem bakalan celaka, tapi mesin tanpa pedal gas ya ga akan maju. Dan tanpa menjadi maju, apa gunanya mesin diciptakan?
(sedap banget analogi gua wakakak)