Fans mengenal Rick Riordan sebagai 'storyteller of the Gods'. Ketiga (empat) Gods AU nya sukses besar, walaupun belum nembus best seller fantasy books - at least in any list I randomly googled, tapi followersnya di twitter lumayan aktif lah. Sebagai late comer, saya agak menyesal kenapa saya memilih untuk bersikap "batu" ke racun temen line square Harry Potter saya pas mereka merekomendasikan Percy Jackson. Or any Rick Riordan books. Karena tulisan beliau memang se-worth the hype itu. Dari remah-remah yang saya ingat (karena saya bacanya ngebut - that's why saya belum bisa nulis review karena saya bahkan ga inget alurnya), ciri khas buku beliau adalah: bahasa yang ringan, tokoh utama yang ceplas ceplos (ini poin plus, karena story tellingnya jelas ga snoozefest), dan petualangan yang tidak pelit action. Dan somehow, Uncle Rick berhasil membuat para Roman, Greek, dan Norse deities terasa sangat human dan relatable.
Dengan dirilisnya Pandava series, yang lagi-lagi menceritakan tentang demigods, saya awalnya mengira semua serial Rick Riordan Presents bakalan menceritakan dewa-dewi sesuai daerah asal para author. Makanya, melihat ada nama Korea di salah satu buku, sisa-sisa fans Kpop di dalam otak saya menggelitik saya untuk menyimpan karya ini ke tab jadul saya. Kapan lagi baca dedewaan Korea selain Dewa-Dewa yang Bangkit di Timur kan?
Anyway, sesuai dengan judul postingan kali ini, novel Dragon Pearl
karya Yoon Ha Lee ternyata berfokus pada legend creatures, instead of
the divinities. Gumiho adalah siluman rubah berekor sembilan (hence the
'Gu') dalam mitologi Korea, yang sampai saya membaca ini, masih saya
asosiasikan dengan paras Shin Minah yang memainkan tokoh tersebut di
Kdrama tahun 2010 'My Girlfriend is a Gumiho'. Gumiho a la Shin Minah
diceritakan memiliki paras yang mampu menyihir siapapun yang
dilewatinya, meskipun ia melakukan hal-hal absurd seperti berjalan-jalan
di aspal tanpa alas kaki, misalnya.
Gumiho yang
diceritakan Yoon diceritakan lebih dari sekedar memiliki kemampuan sihir
untuk menarik pria. Dragon Pearl mengisahkan seorang (seekor?) siluman
rubah yang pergi mencari kebenaran akan kakaknya yang dituduh berkhianat
oleh instansi tempat ia bekerja sebagai tentara. Di tengah-tengah
misinya, ia bertemu dragon/naga dan dokkaebi/goblin (yang sampai
sekarang image-nya masih melekat pada hot uncle Gong Yoo). Kedekatan
pertemanan mereka ga terlalu kelihatan sampai cerita tiba di bagian
paling seru, dimana mereka akhirnya terlibat misi bertiga untuk
mendapatkan mutiara Dragon Pearl sebelum dirampas oleh orang yang salah.
Tapi bukan berarti Dragon Pearl benar-benar membosankan, sih. How the plot grow thickens along with the turn of pages cukup ampuh membuat saya stay nyelesein buku ini. Feel yang saya dapat dari membaca buku ini agak mirip dengan ketika saya membaca Harry Potter, yang bukunya lumayan heavily rely on the plot itself (dan kurang didukung oleh aspek-aspek lain misalnya narasi yang menyenangkan pas dibaca, atau main character yang stan material. I do like Fred and George Weasley though, sayangnya mereka ga banyak dieksplor. Shame.
Mungkin karena memang ga ada tokoh yang benar-benar ekspresif, meledak-ledak, dan 'pedes', ending dari cerita ini terasa agak...'gitu doang?'. Padahal sebenarnya endingnya cakep, tapi karena karakternya ga dramatis, penggambaran plot twist dan klimaksnya jadi berasa terlalu subtle. Kaya kalo kita naik sepeda di jalan mulus yang elevasinya landai, emang kerasa naik, tapi saking lempengnya, jadinya ga kerasa tahu-tahu udah di klimaks, tahu-tahu udah halaman acknowledgement aja. Kaya orang yang biasa nyetir off-road, tau-tau harus jalan di tol Cipali. Manfaatnya dapet, tapi kaya ga ada sensasinya.
Atau mungkin karena tokoh utamanya terlalu powerful, ya? Dengan kemampuan shape-shifting dan mengendalikan pikiran manusia, Kim Min ini rasanya udah seperti dewa sendiri. Jadinya, misi yang dia jalani bisa dibilang mulus-mulus aja karena kalau ada masalah sedikit, tinggal di-charm aja officer yang bertugas. Atau ganti penampilan. Padahal dari hal-hal yang bikin seru dari 6 serial demigods yang saya baca, serta buku lainnya yang saya approve banget-banget, salah satunya adalah tentang bagaimana main characters cari cara biar berhasil nembus situasi-situasi yang just impossible. Walaupun in most instance lolosnya mereka hanya buat pindah ke next fucked up situation aja, sampe serial habis. Sebenarnya di bab-bab awal, Kim Min terlihat menemui banyak masalah yang 'legit' karena keterbatasannya, tapi begitu dia berhasil masuk spaceship dan tahu apa yang harus dilakukan, semuanya terlihat mudah sehingga perkembangan konflik terasa geli-geli aja. Seru, tegang, tapi ga drastis banget.
Anyway, saya ga lihat ada sneak peek apapun di belakang buku. Sepertinya buku ini memang cuma standalone aja, bukan serial seperti buku RRP yang lain.
Small note though, kalau kalian udah sampai setengah buku dan ngerasa buku ini datar, trust me, the latter-half of the book is actually good. But if you just finished reading Rick Riordan books, you might need to tone your expectation down right from the beginning. This is indeed Rick Riordan Present book, but it's written by Yoon Ha Lee.
By the way, it seems Shin Minah's Gumiho interpretation will still lingers inside my brain for a bit longer. And Heroes of Olympus still wins.
--
get your ebook here:amazon book (kindle)
google playbook
No comments:
Post a Comment