Semacho-machonya cewek, akhirnya butuh pelembab muka juga.
Pardon my failed attempt at writing cringe punchline statement.
Anyway. Semenjak saya terjun ke beauty community (sebagai penonton video tutorial dan follower trend, of course), saya udah bolak-balik ganti skincare. Dari yang 'affordable' (since ternyata tetep aja ga murah) sampai yang...agak mahal (there is NO WAY I would buy a high end brand, let's be real), entah sudah berapa juta saya habiskan buat botol, jar, tube, pipet, dll berisikan air maupun adonan sakti yang katanya bisa bikin kulit mulus kaya Yoona SNSD.
Yes, and most of them ended up teronggok doang di drawer karena entah saya ga cocok, atau males pakenya.
Termasuk moisturizer.
Jaman saya kecil dulu, kayanya urusan muka ga seribet sekarang. Serempong-rempongnya mamak saya dandan, mentok-mentok paling cuma ngolesin pelembab kelly atau Gizi Super Cream, bedak padat dan lipen, and you ready to go. Boro-boro double cleansing, bersihin muka aja cuma pake sabun mandi. Sekarang, mau bersihin muka aja setidaknya harus dua step, dan cuma rebahan di depan tivi aja setidaknya harus pake pelembab sama sunscreen.
Entah lingkungan sekarang makin kotor, kulit wajah manusia semakin lemah, atau penelitinya aja kong kalikong aja sama kapitalis.
Yang jelas, kalau kulit saya pribadi sih memang udah ga beres ya. Tahun 2014 dulu sempet kena tipu set skincare dokter abal-abal, jadi saya harus ngurusin dampaknya sampe sekarang. Jerawat datang tanpa henti, like dalam sebulan wajah bisa ga punya bumps selama seminggu aja, udah prestasi. Acne scar nempel bertahun-tahun, karena tiap bulan selalu ada yang baru.
Urusan moisturizer, terhitung dari saya stop krim abal-abal dan berhenti pake krim dokter asli (AHA cream dokter SPKK), saya udah ganti sekian puluh kali. Dari Wardah, hada labo, aloe vera gel berbagai merek (nature republic, the saem, innisfree), snail gel, sampai yg aneh-aneh kaya nemplokin minyak biji anggur ke muka, semua udah dicoba. Tapi emang dasarnya skincarenya berantakan dan ganti-ganti, ya tetep aja jerawatan.
Tips: JANGAN GANTI SKINCARE SEABREK SEKALIGUS. Gausah nafsu. Biar kalo ga cocok, ketahuan dan bisa distop. Kalo langsung ganti banyak, entar ga jelas siapa pelakunya yang bawa masalah.
Tips 2: Kalo ganti skincare ternyata ga cocok, balik ke skincare awal atau obatin ke dokter. Bukan tanya twitter, tanya tukang skincare, atau minta rekomendasi beauty vlogger yg diendorse untuk ganti skincare lain, ok? Mereka gatau tipe kulit dan gaya hidup kalian kaya apa, jadi stop asking them what's in. Do your own damn research. Kalaupun kalian zonk dapet error, setidaknya itu pilihan kalian sendiri.
How did I met your mo...isturizer
Krisis keuangan 2020 (pengangguran, dan sepertinya saya akan banting setir aja jadi trader saham, capek udah cari kerja) memaksa saya untuk mengurangi pengeluaran harian. Shopee saya freeze, saya ga jajan-jajan lagi di luar kecuali bener-bener perlu (lagi pandemi anyway). Saya lagi ada dalam fase ga eksplor skincare aneh-aneh, pokoknya pake aja yang sekarang ada sampe habis, then repurchase. Suatu hari saya diminta beli suplemen B kompleks buat Bapak. Karena toko yang betominplexnya murah ternyata minimum pembeliannya adalah 50.000, akhirnya saya scroll down si toko untuk nggenepin pembelian biar dapat free ongkir. Di situlah, saya akhirnya bertemu dengan my current comfort cream: Seger Snow.
Kalo ga salah ini krim dulu namanya Hazeline ya? Well, entah beda merek atau engga, yang jelas jar seperti ini seinget saya dari dulu memang udah ada, jadi barang ini emang ga asing sama sekali. Mengingat harganya cuma gocengan, yaudah saya masukin dua jenis krim Seger Snow ini ke keranjang saya bersama perintilan-perintilan yang lain.
At least, kalau moisturizer ini zonk lagi, setidaknya harganya cuma seharga tahu bulat. Jauh lebih murah dari skincare 'murah' yang terakhir saya coba: Emina dan Safi. Waktu itu saya pikir, if the worst case indeed come out, I don't mind at all turning those tiny jars into hand and feet lotion. Udah krisis jangan buang-buang uang.
(moisturizer ga cocok? Jangan di-preloved. Jangan pula dibuang. Dibuat krim tangan dan kaki aja lol)
Skin condition
Sangat acne prone. Masa pembentukan jerawat saya somehow panjang banget, mulai muncul bumps gatal-gatal sakit sejak masa ovulasi, lalu mengganas jumlahnya di H-2 menstruasi. Jerawat biasa muncul di seluruh muka, tetapi yang paling sering kena adalah bagian dahi dan V zone (area dagu). Tipe jerawat biasanya papule acne dan whiteheads.
Tipe kulit: normal to oily (T zone only), tetapi karena saya sering juga tinggal di daerah yang super lembab dan dingin, kulit saya kadang-kadang jadi kering juga.
First Impression
Seger Snow cream dikemas dalam jar mini dengan diameter dan tinggi sekitar 2-3cm. Walaupun mungil, tetapi isi produk cukup banyak 35gr. Pas pertama kali dibuka, isi produk benar-benar overflowing karena selama pengiriman jarnya miring-miring kan.
Dari segi design, cream ini benar-benar straightforward, sekadar tempat dan isi aja. Packagingnya benar-benar simpel, cuma jar plastik tipis dengan tutup yang ga ada secure-securenya. Tutup ulirnya sama tipisnya dengan jar, dengan segel seadanya (ketika tutupnya diputar, segelnya ikut kebawa lol).
'Segel'nya kebawa lol |
Merek 'S', untuk ukuran 20g aja tempatnya lebih gede dari Seger Snow yang isinya 35g |
Ga banyak tulisan dan space kosong di kemasan, jadi efisien banget ini.
Saya suka packaging yang no nonsense kaya gini, meskipun agak ngerepotin kalo dibawa traveling. Yg travel friendly dalam bentuk tube ada sih sebenernya, tapi isinya malah lebih banyak dua kali lipat, 60 gram! Cuma kalo dilihat di official storenya di shopee, yang bentuk seperti ini baru ada yang varian pink. Tentu saja harganya juga dua kali lipat (walaupun masih ceban-ceban juga sebenernya). Entah kalau yang kemasan 19 gram apakah lebih aman apa engga, since kayanya dikemas dalam botol ala-ala vitamin IPI.
Kalo ansos dan males tanya2 sama empunya warung di kompleks, produk bisa dicek di shopee, dan kalau mau aman bisa ke Official Storenya: SegerSurya Official. Biasa di official store lebih mahal sedikit, but that's what you pay to get the guarantee.
Product Review
Seger Snow cream hadir dalam tiga varian: Moisturizer Cream (kuning biru), Lightening Cream (pink), dan Vanishing Cream (kuning ada birunya juga, jadi dibaca dulu keterangannya kalo mau beli). Saya akan review yang vanishing cream dan lightening cream, karena saya cuma beli 2 itu aja ._.v
Seger Snow Vanishing Cream (Kuning)
Klaim:
Beautifies the skin making it soft and bright.
Membantu menyamarkan noda pada kulit, membantu menjaga kelembaban kulit, melindungi kulit dari paparan sinar matahari, sehingga kulit tampak lebih lembut, mulus, halus dan segar.
Awkward copywriting, kenapa ga gini aja sih:
Enhance your skin beauty.
Tok.
Like, the 'making it soft and bright'nya udah ditulis dalam klaim yang panjang anyway, kan.
Btw do you see EYD mistake over there? Tanda koma-nya kurang satu di sebelum 'dan segar' |
Ingredients:
Aqua, Stearic Acid, Glycerin, Triethanolamine, Perfume, Cetyl Alcohol
Cuma 6 bahan dong, ini udah kaya bikin oseng kangkung. Unusual sekali bukan, jika dibandingkan dengan skincare sekarang yang daftar bahannya sepanjang daftar to do list mantenan.
Kalau dilihat di skincare analyzer platform, fungsi dari keenam komposisi krim adalah sbb:
COSDNA & Skincarisma |
Tekstur krim
Konsistensi Seger Snow Vanishing Cream ini lumayan thick, dan ngingetin saya banget sama bentukan nivea creme yang legendaris itu. Krim ini agak tricky ketika dibaurkan, karena susah meresap kalau dibeberkan oleh tangan yang lembab. Tapi kalau dibeberin sama tangan yang kering, dia bisa terserap dengan cepat. Kalau aku, biasanya krimnya aku usap-usap dulu di tangan kering, baru aku aplikasikan ke wajah lembap (bukan basah).
Tekstur seger snow vanishing cream, thick banget |
Tekstur vanishing cream di kulit |
Agak pe-er ngebeberinnya |
Kesan pemakaian
Karena teksturnya sangat thick, oklusivitas krim ini juara banget. Kalau wajah kita masih lembap habis cuci muka misalnya, krim ini akan efektif banget menahan hidrasi di wajah biar ga poofed, hilang ke udara. Bagi pemilik wajah berminyak, menggunakan krim ini terlalu banyak bakalan meningkatkan potensi clogged pore dan munculnya jerawat. Jadi, jangan banyak-banyak ya pakainya. Atau hindari aja sih, kecuali kalo mau pake ini buat krim tangan, soalnya lebih murah dari Nivea kan :D
Kalau aku pribadi, dengan tipe kulit normal to oily serta panjang & lebar wajah sekitar 20 cm (lebar banget), krim selebar setengah centi aja udah cukup untuk satu muka.
Seperti layaknya moisturizer pada umumnya, krim ini meninggalkan rasa agak lengket di wajah. Dua jam pertama wajah masih terlihat matte, tetapi lama-lama minyak wajah akan mulai keluar.
Overall, Seger Snow Vanishing Cream tidak terlalu pleasant di wajah, karena di wajah saya bikin jerawatan. Terlalu thick buat kulit oily acne prone seperti saya. But considering harganya sangat murah, saya ga menyesal beli ini karena toh masih kepake buat hand cream.
Seger Snow Lightening Cream (Pink)
Klaim:
Beautifies the skin making it soft and bright.
Kembar plek sama yang vanishing cream. Emang pelembab murah jangan diharapkan terlalu muluk2 sih ya...tapi kalo itu stok label udah mau habis, bisa banget loh copywritingnya dipercantik @segersuryaofficial
Klaim #2:
Mengandung vitamin B3, melembutkan kulit dan meningkatkan elastisitas klit, melindungi laosan luar kulit dan menghindari kulit kering karena panas terik matahari, menyamarkan bintik-bintik hitam, sehingga kulit tampak lebih putih dan merata.
Lebih putih dan merata =_=;
Cantik ga harus putih ya teman-teman... pigmen itu anugerah Tuhan yang keren banget like, imagine di cuaca hot potato-potato gini you doesn't have to apply as much sunscreen as our white fellas because our skin is so damn resilient? Yang putih2 itu tuh, kepanasan 5 menit aja harus buru-buru cari gel lidah buaya karena kulitnya merah2.
Gelap itu beda dengan kusam. Gelap itu emang kita banyak pigmen, tapi kalo kusam itu kulit muka tamengnya udah berupa kulit mati semua... Kulit gelap bisa glowing maupun kusam, sama juga kaya kulit putih.
Kecuali kalo kulit kalian gelap dan berjerawat, baru tuh kulit dibenerin. Tapi ya benerin jerawatnya aja ga perlu minta putih :D
Ingredients:
Aqua demineralisata, Stearic Acid, Glycerin, Niacinamide, Triethanolamine, Phenoxyethanol, Cetyl Alcohol, Perfume
Ini keterangannnya di skincare analyzer platform:
Cosdna & skincarisma |
Tekstur krim
Dibandingkan dengan saudaranya, konsistensi Seger Snow varian Lightening Cream ini lebih cair dari varian Vanishing Cream. Warnanya agak pearly, sekilas mengingatkan saya pada krim abal-abal Baby Pink. Tadinya memang agak ragu mau coba, tetapi setelah googling ternyata ga nemu review bahaya, jadi ya saya lanjutkan dengan bismillah. Ternyata setelah hampir satu bulan, ga ada efek mengerikan yang too good to be true, jadi ya saya simpulkan krim ini: aman.
Agak runny, walaupun masih tergolong thick |
Kesan pemakaian
Meskipun konsistensinya lebih cair, tetapi efek oklusif yang dirasakan kurang lebih sama dengan versi Vanishing Cream. Sebagai pemilik kulit normal-oily-labil, wajah saya juga ga bisa pakai krim ini banyak-banyak karena bikin clogging pore dan jerawatan. Keunggulan tekstur cair ini yang saya rasakan cuma ada di kemudahan pengaplikasian, dimana varian yang lightening ini less tricky to spread over. Jadi bisa banget kalau mau ditotol langsung di wajah baru kemudian diusap seperti moisturizer water base yang lebih mahal. One less thing to worry about lah.
Personally, saya puas banget dengan produk ini. Emang ga meet their claim dan ga yang wow banget efeknya, but it works exactly what a moisturizer should do: ngunci hidrasi (dan nutrisi) di wajah biar ga terbang kebawa angin. In spite of not providing the hoo-ha beautifying effect, tapi I can ensure you kalo produk ini worth every single penny. Dengan catatan kalian ga alergi dengan ingredientsnya, dan kalian ga expect anything too high from this fella.
Dan tetap, jangan malas bersihkan wajah pakai oil-based cleanser biar minyak-minyak dan kotoran di wajah kalian keangkat habis.
Lima ribu perak cuy, masa mau ngarepin wajah kalian langsung bersinar kaya Bae Suzy?
No comments:
Post a Comment