Saya gatau apakah karena memang a big portion of follower litbase adalah Kpop fans, tetapi di minggu-minggu terakhir bulan September, hampir tiap hari ada yang nanyain "Ada yang PO Shine nya Jessica? Ada yang udah baca Shine nya Jessica? Drop review dong yang udah baca Shine nya Jessica".
Let's start with who Jessica Jung is.
Jessica Jung adalah warga negara Amerika Serikat yang pernah menjadi member dari girl group Kpop terbesar di masanya, Girls Generation. Atau juga sering dikenal dengan brand Koreanya, SNSD (So-Nyeo-Shi-Dae, or es-en-es-di). Orang yang awam Kpop mungkin sekarang tahunya artis Kpop ya kalo engga BLACKPINK ya BTS (yang kedua ini boygroup, btw. And I ain't going to add EXO here because hiatus group technically aren't relevant. Here I said. Persetan dengan alasan SM abandoned them whatsoever). Tapi kalau yang sempat pernah nyemplung atau menikmati Kpop di tahun 2010-2012-an, pasti tahu Girls Generation. MV Gee mereka sempet meledak waktu itu. Saya mengalami sendiri bagaimana teman-teman saya di kampus mendadak menggilai sembilan orang perempuan cantik yang berjoget in colorful skinny jeans.
Singkat cerita, Jessica Jung ini keluar dari SNSD secara mendadak di tahun 2014. Berita keluarnya waktu itu bener-bener mendadak, karena 1) SNSD masih at the top waktu itu, dan 2) Berita keluarnya dirinya pertama kali diumumkan oleh yang bersangkutan sendiri di akun instagramnya (bukan oleh manajemennya), tepat sebelum SNSD melakukan fanmeeting ke China. Simpang siur dan teori-teori gila bermunculan selama berminggu-minggu, mencoba menganalisis kenapa Jessica mendadak meninggalkan grup sebesar SNSD. Anyway, pokoknya berita itu sempat membuat heboh satu Kpop industry.
SNSD sendiri (secara teknis) masih aktif sampai sekarang, walaupun rezim Kpop (girlgroup) sudah berpindah tahta ke Twice dan Blackpink. Walaupun sudah lewat peak-nya sebagai group, tetapi mereka masih punya cukup banyak fans, dan nama mereka masih sering diseret-seret oleh sesepuh edgy Kpop yang insist bahwa idol Kpop sekarang tidak sekeren idol Kpop jaman dulu. Pun, nama Jessica Jung masih cukup lekat di kepala banyak fans Kpop, walaupun ia sudah keluar dari grup yang membesarkan namanya enam tahun lalu.
Mungkin hal ini yang menyebabkan fans Kpop-sekaligus-bookish bolak-balik nanyain novel yang ditulis Jessica, padahal rilis saja belum.
Mungkin mereka penasaran, kira-kira bakal ada "teh" soal keluarnya dia dari SNSD ga ya?
Karena surprise, Jessica memang menulis novel tentang Kpop.
Anyway, mari kita bicara tentang novelnya itu sendiri.
Shine bercerita tentang pengalaman Rachel Kim, seorang Korean-American yang pindah ke Korea untuk menjadi trainee Kpop di sebuah manajemen Kpop ternama. Novel ini bercerita tentang bagaimana kerasnya kehidupan trainee di Korea Selatan, bagaimana setiap trainee harus bermandikan darah, keringat, dan air mata setiap hari selama bertahun-tahun untuk bisa dilirik oleh company executive sehingga layak untuk didebutkan menjadi artis. No slacking off, no mistakes, no scandal allowed, ever. Namun, di saat trainee yang lain berhenti sekolah untuk berlatih siang dan malam, Rachel somehow masih mampu melanjutkan sekolahnya dan hanya berlatih di DB Company pada akhir pekan. Perbedaan ini akhirnya memicu ketegangan di antara trainee, sehingga Rachel mendapatkan julukan sebagai "Ice Princess", dalam konotasi yang buruk.
That's pretty much what was there in this book. No tea whatsoever.
Tentu mengecewakan bagi fans yang sudah preorder dan mengharapkan ada pengakuan mengenai skandal keluarnya Jessica dari SNSD. Tapi mari kita lanjutkan pembahasan seolah-olah kita tidak peduli soal kenapa Jessica ditendang keluar.
Ada tiga tokoh penting di novel ini: Choo Mina -- seorang trainee anak pengusaha berpengaruh di Korea Selatan, Jason Lee -- member boygroup terkenal debutan DB Entertainment, dan Rachel sendiri. Plot novel sepanjang 242 halaman ini sebenarnya hanya berputar-putar di cerita Rachel, Rachel dan Jason, dan Choo Mina sebagai extra capsaicin yang sepertinya bersikukuh untuk membuat hidup Rachel menderita. Dengan gaya penulisan yang straightforward, saya merasa novel ini mirip dengan tipikal teenlit yang dulu sering saya baca di tahun 2004-an.
Plotnya cukup dangkal, terkesan hanya sekedar ber-progress dari satu adegan ke adegan lain. Selama saya membaca, saya cukup sering mengharapkan suatu plot akan ber-progress ke arah yang lebih intens, tetapi ternyata cerita berhenti begitu saja dan langsung lompat ke milestone selanjutnya. Jessica terlihat belum cukup baik dalam menggambarkan emosi yang tokohnya rasakan. Padahal, roller coaster mental yang dialami tokohnya sebenarnya sangat berpotensi untuk menguras emosi.
Dijebak rivalnya tepat di malam sebelum ia ujian?
Diultimatum Ibunya sendiri untuk keluar dari training jika ia tidak bisa debut sebelum tour manajemen?
Choo Mina, yang sepertinya masih belum menyerah untuk menjadikan Rachel sebagai kecoa yang harus segera dienyahkan?
Belum lagi ada Jason Lee, yang sempat-sempatnya menggodanya di saat ia tahu betul bahwa haram hukumnya bagi idol untuk berpacaran?
Bagi trainee Kpop, empat hal di atas tentu mimpi buruk. A huge enough disaster. Tetapi saya ga bisa merasakan kengerian itu dari kalimat-kalimat yang dituliskan Jessica di buku ini.
Kalau saya jadi Jessica, sepertinya saya akan fokuskan cerita saya pada persaingan Rachel dan Mina.
Misalnya: Bagaimana Rachel harus memaksakan dirinya untuk training, mengambil risiko bolos sekolah tanpa diketahui Umma-nya karena tahu she would have no chance of debuting if she is not improved enough, particularly after the previous disastrous monthly appraisal.
Lalu Umma-nya tiba-tiba mengetahui anaknya bolos sekolah, dan di saat yang bersamaan eksekutif DB juga menyalahkannya karena mereka tidak pernah menyuruhnya untuk bolos sekolah -- "DB tidak mendebutkan anak-anak yang hanya tahu mempercantik diri tetapi berotak kosong".
Oh, dan Choo Mina tentu akan saya buat lebih psychotic dan kejam lagi, tidak hanya sekedar menggertak Rachel seperti anak kucing dan menjebaknya dua kali dengan cara yang menurut saya terlalu lembek untuk ukuran trainee yang desperate untuk debut. (kinda spoiler here) Mungkin saya akan membuatnya benar-benar berpacaran dengan Jason Lee, untuk semakin menegaskan bahwa "All is Fair in Love and Kpop, even if it means backstabbing your debut partner"
But then again, saya bukan Jessica Jung, dan saya bukan editornya. Dan sebagai orang yang tidak pernah paham apa pentingnya romansa, jelas saya adalah penilai yang paling buruk untuk memberi skor pada penting-tidaknya pacaran ketika sedang menghadapi masalah sebesar Rachel Kim. Kalian yang sangat menghargai hubungan romantisme antara dua sejoli, mungkin akan memandang pacar-pacaran antara Rachel dan Jason ini dengan cara yang berbeda.
Namun, saya sebenarnya cukup menikmati membaca novel ini. Dengan gaya bercerita Jessica yang ringan dan plot yang enteng-enteng aja, justru saya malah merasa ter-relaksasi. Sebagai orang yang selalu memilih membaca novel yang plotnya "berat", membaca novel ini rasanya menyenangkan.
Overall, I can recommend this book to you kalau kalian ingin bacaan yang ringan untuk mengisi waktu luang atau mengisi post traumatizing book - induced reading slump. Tapi harap di-note bahwa Shine adalah novel fiksi, bukan autobiografi. Saya lihat tokoh Rachel memiliki banyak sekali kesamaan dengan the real-life (on cam) Jessica Jung, sehingga akan sangat mudah bagi pembaca (khususnya Kpop fans) untuk mengasosiasikannya sebagai cerminan diri Jessica sendiri sebagai eks-SNSD, lalu berharap bahwa buku ini akan mengungkap kebenaran mengenai kejadian G30SNSD. No, there was no such things. Ini buku tentang Rachel Kim, bukan tentang Jessica Jung.
Rating: 3 / 5 (please do not expect any SNSD-related revelation)
----
Get your ebook here:
- Google Playbook (UK)
No comments:
Post a Comment