Stantwt Detective Conan baru aja dihebohkan dengan teaser movie 24 yang baru saja keluar. Akun twitter @conan_movie merilis 7 set teaser bertuliskan angka. Wajar fans langsung heboh dan berspekulasi, karena movie yang berfokus pada The Akais ini memang seharusnya dirilis tahun ini (tapi batal karena the stupid koronce).
Detective Conan movie 24: The Scarlet Bullet |
Movie 24 teaser 1 & 2 (link teaser 1) (link teaser 2) |
Movie 24 teaser 3 & 4 (link teaser 3) (link teaser 4) |
Movie 24 teaser 5 & 6 (link teaser 5) (link teaser 6) |
Movie 24 teaser 7: R - E - L - O - A - D (link teaser 7) |
Sambil menunggu movie Akai rilis bulan April mendatang, aku mau review ulang semua movie Detective Conan yang sudah rilis. Detective Conan movie ini tadinya dibuat sebagai ending dari anime Detective Conan di tahun 1997, namun karena somehow seriesnya memanjang to decades, akhirnya dibuatlah movie special yang dirilis setahun sekali.
Disclaimer:
Aku mau buat by my personal rank, starting dari least favorite to my ultimate loml. Will be full of bias obviously, jadi selera saya mungkin beda dengan selera yang lain. Biar masing-masing bagian ga kepanjangan, review flashback ini akan dipecah menjadi 4 part
Note: List ini terbatas pada anime film only, dan ga termasuk: Special TV film, Detco crossover movies, maupun live action movies.
Ranking: 17-23
Hidup detektif (dewa kematian?) memang berat. Baru sebentar ia bersenang-senang karena dipuji Higo-senshuu, diajari tendangan bebas oleh Endo-senshuu, dan menonton pertandingan Liga J antara Tokyo Spirit dan Big Osaka, tiba-tiba ia mendapatkan pesan suara dari Ran, bahwa Kogoro mendapat telepon aneh mengenai ancaman bom yang akan meledak tepat pukul 15.30. Conan menyimpulkan bahwa bom dipasang di papan skor pertandingan yang sedang ia tonton. Masalahnya, bagaimana ia menyelamatkan puluhan ribu orang dalam waktu kurang dari setengah pertandingan?
Walaupun ada dua ancaman bom dengan skala yang tidak main-main, but no, I didn't feel any thrill from this movie. Saya ga mendapatkan the urgency of the case, regardless the potential casualties it make. The best part is when Sanada when he got the burden of saving thousands of supporters with his kicks. Dan some uwu parts ketika Conan sedang fanboying dengan pemain profesional J-League yang hebat. Selebihnya? meh.
Ketika latihan untuk turnamen kartu Karuta berakhir dengan meledaknya gedung stasiun TV, Heiji yang terjebak harus menyelamatkan dua orang. Untung saja Conan segera datang dan membantu mereka. Heiji, Kazuha, dan Mikiko selamat, namun akhirnya malah Conan yang terjebak di tengah reruntuhan dan api. Typical. But in the end, mereka selamat walaupun sempat membuat geger penonton.
Kasus pembunuhan berantai yang harus dipecahkan Conan dan Heiji berpusat pada pertandingan Karuta, dimana orang-orang yang berhubungan dengan turnamen menerima pesan aneh berupa gambar kartu Karuta dan meninggal beberapa lama kemudian. Ancaman tersebut juga sampai pada Ouka Momiji, gadis kaya asal Kyoto yang mengklaim bahwa Heiji telah mengajaknya menikah. Heiji dan Conan berpacu dengan waktu untuk menggagalkan pembunuhan terakhir, serta menyelamatkan Kazuha yang ikut terseret dalam arus pembunuhan berantai ini karena mencapai babak final turnamen.
I swear, I love Heiji. But the case, the action, and the suspense just aint it. Though I do love the ending theme (and the hilarious ending scene) so much.
Kogoro dkk mendapatkan tiket liburan ke Pulau Koumi. Walaupun ternyata mereka tidak berhasil menginap di hotel mewah, namun mereka masih bisa bersenang-senang. Kogoro mencari bar, Detective Kids mengikuti games pencarian harta, sementara Ran dan Sonoko diving.
Somehow movie ini paling banyak divoting sebagai seri yang paling membosankan dari ke-23 movie yang sudah tayang. Saya ngerti sih kenapa fans pada kecewa: the real case baru muncul setelah film berjalan setengah jalan. Sebelumnya, fans cuma diperlihatkan Detective Kids yang berusaha memecahkan permainan mencari harta. Tidak ada bahaya yang benar-benar mengancam siapapun di cerita, at least sampai Ran dan Sonoko akhirnya diculik oleh pemburu harta di sepertiga akhir film.
Conan squad tengah melihat pemandangan kota Tokyo dari salah satu mahakarya Suzuki Group, Bell Tree Tower ketika seorang tour guide tiba-tiba ditembak mati dari kejauhan. Dari tempat ia menembak, sang sniper meninggalkan dadu warna biru yang menunjukkan angka 4. Pengejaran Conan nyaris gagal, kalau tidak dibantu oleh Sera Masumi yang tiba-tiba muncul. Ketika mereka berdua terdesak, Jodie Starling dan Andre Camel dari FBI tiba-tiba muncul.
FBI mencurigai dalang penembakan Fujinami adalah Timothy Hunter, sniper terbaik SEAL yang terbuang. Ia kehilangan medali Silver Star dan melakukan kesalahan di medan perang, sehingga ia kehilangan harta, keluarga, dan kini hidup menyendiri di Seattle dengan kondisi PTSD. Setelah Fujinami, tiga orang yang dicurigai akan menjadi korban penembakan berikutnya juga berada di Jepang, sehingga kepolisian Tokyo akhirnya bekerja sama dengan FBI menyelidiki kasus ini. Menyadari beratnya kasus yang harus mereka pecahkan, Jodie dan Andre teringat saran yang pernah dikatakan oleh (almarhum?) Akai Shuichi.
The whole case is quite thrilling, tetapi somehow eksekusinya agak kurang nendang. The only time saya merasakan deg-degan adalah ketika (spoiler) Sera terkena tembakan di tengah-tengah film, tetapi selanjutnya saya merasa datar-datar saja menonton ini. Oh, there are surprise at the very end of the movie, tapi tetap saja tidak cukup untuk menaikkan mood film yang sudah terlanjur datar selama hampir dua jam.
Film dimulai dengan aksi terorisme dari kelompok yang disangka musnah sepuluh tahun lalu, Gerombolan Siam Merah. Mereka menghancurkan sebuah lembaga penelitian yang sedang meneliti senjata biologis. Di tengah kekhawatiran akan menyebarnya virus tersebut, ternyata miliuner Jirokichi Suzuki juga mengirimkan surat tantangan kepada Kaito Kid untuk mencuri permata "Lady Sky" di pesawat zeppelin milik Suzuki corp. Namun, ternyata penyamaran Kid ketahuan oleh Ran, sehingga Kaito Kid terpaksa mengaku bahwa ia adalah Shinichi.
Di tengah perjalanan, kelompok teroris menelepon dan mengklaim bahwa mereka sudah menyebarkan virus ke seisi pesawat. Sementara korban terinfeksi satu persatu mulai berjatuhan, Conan menyadari bahwa ada ancaman lain yang sedang mengincar mereka semua: bom teroris. Saat berusaha mematikan bom yang terpasang, Conan ketahuan dan dilempar ke luar pesawat.
Bagaimana Conan menyelamatkan semua orang di pesawat (dan seluruh penduduk Nara yang berisiko terinfeksi virus dari pesawat yang meledak) jadi poin seru dari film ini.
Or it should've been be.
Walaupun memang ada plot twist (dua btw) di belakang, tetapi thrillnya cuma sekedar "errrr gitu doang?". Premise di depannya udah menegangkan, sayang eksekusi endingnya agak-agak flat sih.
18. DCM 4 - Captured in Her Eyes (2000)
Kasus pembunuhan beruntun terhadap penyidik kepolisian membuat suasana acara resepsi pernikahan adik Inspektur Shiratori di Hotel Beika Sun Plaza jadi menegangkan. Sebagian besar tamu undangan hadir dalam suasana penuh kecurigaan, karena mungkin saja mereka menjadi sasaran pembunuhan berikutnya. Benar saja, di tengah acara, Penyidik Satou Miwako tertembak di jantung ketika ia sedang berada di kamar kecil. Ran yang saat itu kebetulan bersamanya di toilet shock dan kehilangan ingatannya.
Penyelidikan mengerucut pada kasus yang dihentikan penyelidikannya lima tahun lalu. Ketiga penyidik yang menjadi korban ternyata adalah tim yang bertugas untuk menyelidiki sebuah. Namun, Inspektur Tomonaki yang memimpin pengintaian tiba-tiba pingsan karena serangan jantung dan meninggal saat dioperasi. Penyelidikan kasus pun dihentikan karena ternyata tersangka adalah putra petinggi kepolisian.
Kasusnya sebenarnya b aja, tapi jadi terasa lebih menegangkan karena yang hidupnya berada dalam bahaya adalah salah satu main character, Ran. Selain harus menangkap pelaku pembunuhan, Conan harus melindungi Ran dari si pelaku serta berusaha mengembalikan ingatan Ran.
17. DCM 2 - The Fourtenth Target (1998)
Ran yang sempat terbangun dari mimpi buruk tentang Ibunya hanya sempat merasakan ketenangan sejenak, karena Kogoro lagi-lagi mengacaukan makan malam keluarga mereka dengan jelalatan ke arah wanita cantik. Eri yang masuk kantor dengan perasaan kesal akhirnya luluh ketika ia menerima kiriman cokelat Zigoba kesukaannya yang dulu sering diberikan oleh Kogoro. Sempat mengira bahwa cokelat tersebut adalah pemberian suaminya, ia menemukan bahwa cokelat tersebut ternyata sudah diberi racun, sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit. Kejadian tersebut ternyata terjadi tidak lama setelah beberapa waktu sebelumnya, Inspektur Megure juga masuk rumah sakit karena dipanah orang tak dikenal ketika berjoging.
Tak lama kemudian, Profesor Agasa juga menjadi korban penyerangan. Conan kemudian menyadari bahwa tiga penyerangan beruntun ternyata dilakukan dengan urutan permainan kartu, dari Inspektur Megure yang mewakili nomor 13, Eri yang mawakili Queen, dan Professor Agasa yang mewakili 11. Inspektur Megure menyimpulkan bahwa kejadian ini mungkin adalah ulah dari Jou Murakami, narapidana kasus pembunuhan yang dendam karena Kogoro lah yang menyebabkannya masuk penjara. Ran kemudian teringat kembali kejadian sepuluh tahun lalu, yang membuat Kogoro keluar dari kepolisian dan Eri akhirnya pergi meninggalkan rumah mereka.
Dengan perpaduan antara dua karya besar Agatha Christie (ABC murder & And Then There Were None), film ini termasuk yang hampir full-pemecahan kasus, seperti kasus biasa yang dipanjangkan. Kalau di film-film yang lebih baru biasanya kita disuguhkan 60% kasus - 40% action tambahan di luar kasus (yang biasanya malah lebih seru), kali ini action-action yang muncul pure berasal dari proses dan hal-hal di sekitar pemecahan kasus.
No comments:
Post a Comment