Aug 20, 2022

Tier list: Survival Game Anime (Part 1)

Ketertarikan saya pada anime bertema survival game bermula dari sebuah polling Muse Asia tentang anime mana yang sebaiknya mereka tayangkan di youtube mereka. Dari 5 pilihan, waktu itu pilihan saya kayanya cuma Spy x Family. Untuk mengisi 4 sisanya saya randomly scroll ke bawah, sampai akhirnya nemu satu poster anime yang Death Note banget (pls jangan tanya kenapa Death Note). Yang sangat menarik, karena judulnya jelek banget. 

Tomodachi Game. 

Friends Game. 

Nakama. Kyoudai.

Iyuh.

Plot twist, anime ini ended up jadi top anime saya selama musim Spring 2022 kemarin. Setelah anime nya beres, saya langsung browse anime-anime survival lainnya. Total survival anime yang sempet ketonton baru 4 judul, yang langsung saya akan tuliskan review nya di bawah ini.

1. Danganronpa: The Animation


Rating: MyAnimelist: 7.23 || AniList: 69%

Lima belas anak berkumpul di gedung olahraga sekolah elit Hope's Peak Academy. 15 anak terpilih ini dikejutkan oleh kehadiran boneka beruang yang bisa berbicara. Semua orang menjadi semakin panik ketika mereka diberi tahu bahwa hanya ada satu orang yang bisa lulus dari Hope's Peak Academy. Kill, or be killed.


Danganronpa promotional poster


Setelah sukses dengan visual novel dan video game nya, Danganronpa seperti tidak mau menghilangkan unsur video game pada adaptasi anime nya. Makanya, kesan pertama yang saya tangkap di anime ini adalah: statis. kaku. powerpoint. 

Semakin diikuti, kesan pertama saya ternyata semakin tervalidasi. Dari animasi, pergerakan karakternya sangat statis dan kaku. Animasinya mengingatkan saya pada visual video game di PS/Nintendo angkatan lama, dimana perspektifnya sangat terlihat gepeng dan pergerakannya minimal. Hasil ini termasuk jelek, bahkan untuk ukuran studio low-budget seperti Lerche. 

Animasi yang setengah hati ini akhirnya merembet ke penyajian karakter yang akhirnya terlihat sangat datar. Dengan ekspresi wajah yang hampir tidak berubah dari awal sampai akhir, jadinya karakter yang muncul terlihat hanya memiliki satu trait. Ada karakter yang baik, ada karakter yang culun, ada karakter yang pintar. Dengan karakter yang satu dimensi seperti ini, saya seperti sedang menonton film anak-anak dimana presentasi karakternya sangat hitam putih. Tidak ada kedalaman karakter whatsoever.

For real, why does everyone look so dead in their eyes?


Plot development nya dari awal juga sangat datar. Untuk sebuah anime action yang topiknya adalah pertaruhan hidup-mati, saya tidak menemukan thrill apapun dari setiap episodenya. Plotnya hanya mati, masuk ruang sidang, diskusikan kasusnya, tunjuk pelakunya. Ulangi siklus werewolf game ini secukupnya sampai jatah 13 episode habis. 


Satu hal yang cukup menarik dan bisa menyelamatkan anime ini dari utter flatness adalah world building nya. Setting dan besaran konfliknya cukup menarik sebenernya, dimana anak-anak baru di sebuah SMA elit ternyata harus menjalani pendidikannya dengan saling bunuh. Kill or be killed, dan yang berhasil bertahan dialah yang bisa lulus. Standar survival game sih, tapi masih menarik regardless.  

Eksekusi Danganronpa ke adaptasi anime seperti tidak memperhatikan perbedaan ekspektasi audiens video game dan anime. Dari desain karakter, perkembangan plot, semuanya seperti di copy-paste mentah-mentah. Ambil contoh pengulangan yang terjadi pada perkembangan plot. Desain pengulangan ini memang akan sangat seru jika platformnya adalah video game, dimana kita mendapatkan reward untuk meng-clear-kan suatu event/level. Tapi untuk anime, dimana penonton diposisikan sebagai pihak yang pasif? We definitely need more. Apalagi rating anime ini adalah 17+ dimana pasarnya sudah memahami bahwa manusia itu tidak monolith, dan sudah paham menilai mana eksekusi yang baik dan mana yang seadanya.

Personal Rating: 6/10


2. Wonder Egg Priority 


Rating: MyAnimelist: 7.7 || AniList: 76%

Ohto Ai adalah siswi SMP yang berhenti sekolah semenjak sahabatnya meninggal bunuh diri. Suatu malam ia berjalan-jalan keluar, dan bertemu dengan serangga yang kemudian membawanya ke sebuah mesin gacha. Di sana, ia mendapatkan telur secara gratis, yang kemudian membawanya ke sebuah ruang kelas misterius. Sebuah suara menuntunnya untuk memecahkan telur gratisan yang ia dapatkan, dan kemudian dari dalam telur tersebut keluar seorang gadis yang sedang dikejar-kejar oleh makhluk aneh yang sepertinya haus darah. Ai yang masih kebingungan akhirnya ikut berlari menyelamatkan diri, sambil mencoba menyelamatkan gadis yang baru ditemuinya ini.


Ngl, posternya yg sangat ABG ini gagal menarik minat tante-tante uzur kaya saya. Tapi saya sangat ngerti kalo image yang seperti ini akan enticing untuk anak-anak yang struggle nya serupa


Dari awal denger namanya, gaada kesan apa-apa. Lihat posternya, makin ga berminat. Lihat review orang-orang juga ga ngasih kesan apa-apa.

Dan ketika nonton, rasanya just...there

Kesan pertama yang saya dapet memang cukup eye-pleasing (selain dari openingnya yg kaya Rayuan Pulau Kelapa). Vibe nya vibrant dengan coloring yang gonjreng. Namun, vibe yang youthful ini diiringi dengan dark side anak ABG: bullying, past trauma, identity crisis, dan penyesalan. Kontras ini akhirnya menimbulkan pengalaman nonton yang cukup beda. Painfully aesthetic.


Heroines in action, yang kalo di film fighting nya mirip-mirip Sailor Moon punya.

Konsep survival game di Wonder Game Priority ini agak berbeda dengan survival game yang ada di karya mainstream seperti squid game. Di sini, peserta bisa keluar masuk dunia game dengan membeli tiket yang berbentuk seperti telur gacha. Namun, begitu mereka masuk, mereka tidak punya pilihan lain selain memenangkan challenge, karena jika mereka kalah, mereka tidak bisa keluar. Regardless, peserta yang bergabung tetep kembali untuk bermain karena mereka dijanjikan satu hadiah: mengubah kesalahan dan penyesalan mereka di masa lalu.

World building game nya menarik banget. Di dunia game Wonder Egg Priority, pemain akan berhadapan dengan musuh yang merupakan manifestasi trauma mereka di masa lalu. Kunci untuk mendapatkan weapon yang kuat adalah jika pemain bisa overcome trauma mereka, dan energi itulah yang dikonversi menjadi sumber energi senjata mereka. Ini menarik, karena kita tahu untuk menerima dan menghadapi trauma yang sudah tertanam lama, itu sulitnya luar biasa. Banyak orang yang akhirnya kalah dari trauma mereka, either akhirnya hidup normal dalam coping, atau hidup dengan mental unstability. Mungkin ini yang membuat banyak penonton suka dengan anime ini, karena mereka juga punya trauma yang mirip dan mereka melihat langsung bagaimana seseorang menyelesaikan inner wound mereka. In good or bad way, akan banyak orang yang relate dengan anime ini.

Selain tentang perjuangan di dalam game dan proses membuka diri tokoh utama, di sini ada juga revealing tentang asal mula game itu sendiri. Sayang di bagian ini revealing nya sedikit nanggung dan kurang kohesif dengan main plot. Rasanya bahkan seperti tidak diperlukan, like, oke kita tahu asal mula game nya. Lalu apa?

Saya sendiri bukan orang yang sangat relate dengan karakter-karakter di anime ini, jadi saya mungkin ga bisa menikmati anime ini sedalam orang-orang yang emang punya struggle yang digambarkan di permainan. Tapi ada satu hal yang saya bisa note dari plot anime ini. Walaupun materinya bagus dan berat, tapi tidak ter-translate dengan pengembangan plot yang progresif. Saya tadinya berharap kalau di awal punch nya sudah intens, ke belakang akan lebih nendang dan lebih traumatizing lagi. Tapi ternyata intensitas di episode 12 sama-sama aja dengan di episode 1, walaupun secara materi harusnya sudah cukup untuk membuat penyelesaian yang meledak. Kaya yang, gitu doang nih endingnya?


Yang jelas, anime ini mengandung konten yang bisa memancing trauma. Jadi jika sekiranya mental kalian ga kuat, saya sarankan hindari dulu anime ini demi ketenangan hidup kalian. 

Personal rating: 7.5/10


3. Darwin's Game


Rating MyAnimelist: 7.2 || AniList: 70%

Suatu hari, siswa SMA Sudou Kaname mendapat link berisi permainan Darwin's Game dari teman sekelasnya. Sejenak setelah ia mengklik link tersebut, tiba-tiba seekor ular muncul dari layar handphone nya dan menggigit tengkuknya. Setelah ijin pulang ke dokter UKS, ia mendapati dirinya dikejar-kejar oleh seseorang yang menggunakan topeng beruang ikon klub baseball kotanya. Dengan kombinasi kemampuan bertarung dan sedikit keberuntungan, ia berhasil selamat dari kejaran si beruang. Namun anehnya, setelah ia berhasil mengalahkan beruang tersebut, mendadak tubuh si beruang menghilang, dengan meninggalkan bekas kotak-kotak di tanah. Belum selesai, ia pun masih harus menyelamatkan temannya yang terluka ketika hendak membantunya melawan si beruang.

Promotional poster yang oh so plain sebenernya


Kesan pertama dari anime ini, character design nya mengingatkan saya ke anime Kindaichi Shonen no Jikenbo. Karena saya bukan penggemar dari anime Kindaichi, ekspektasi saya agak turun selama menonton. 

Padahal sebenernya ga seberapa mirip, gatau otak saya asosiasinya suka ngaco memang.

Ya begini lah kurang lebihnya


Dari pengamatan saya, anime ini acceptable di hampir semua aspek teknis. Grafis ok, animasi cukup, character design lumayan, character development ada. Semua aspek pembuatan anime dieksekusi dengan baik, tidak mengganggu, tapi ga yang waw banget juga. Despite the okay-ness di teknis presentasi, Darwin's Game masih punya senjata yang menarik untuk dikulik: world building, plot development, dan main character development. 

World building Darwin's Game cukup simpel untuk dipahami penonton. Di universe Darwin's Game, setiap pemain diberikan kemampuan khusus yang dinamakan Sygil, yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung mereka selama menjalani permainan. Setiap pemain harus menerima request pertandingan yang dikirimkan oleh pemain lain. Jika pemain berhasil memenangkan pertandingan, ia akan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan segala hal, seperti uang, senjata, ataupun priviledge. Selain menerima pertarungan 1 vs 1, setiap pemain juga bisa berpartisipasi dalam event permainan di game. Terdengar sederhana, tetapi pertandingan dan event yang berlangsung benar-benar mengancam nyawa. Ancaman inilah yang membuat Darwin's Game menjadi menarik.

Main game online, free super power. Emang gitu cara mainnya.


Anime terdiri atas empat arc yang makin ke belakang semakin seru. Di episode awal, pertarungan yang harus dihadapi Kaname hanya pertarungan 1 on 1 yang bisa dihadapi hanya dengan wit. Begitu masuk arc kedua dan ketiga (Shibuya event), tantangan yang dihadapi semakin kompleks, karena ia mulai harus bertanding dengan guild terkuat yang mendominasi Darwin's Game. Hanya saja, untuk arc terakhir (post Shibuya incident), sepertinya agak antiklimaks untuk diset sebagai penutup anime. Memang ending seperti ini akan oke sebagai penghubung ke season 2, mengingat masih ada banyak plot yang belum terungkap, seperti munculnya general manager Darwin's Game yang belum beraksi, serta asal mula Darwin's Game itu sendiri. Tapi sudah 2 tahun anime season 1 tayang, sepertinya tidak ada kelanjutan apa-apa lagi. Padahal manga cukup panjang dan sangat cukup untuk membuat season lanjutan.

Jadi penjahatnya modelan gini guys


Main Character kita sendiri adalah orang biasa yang tanpa sengaja terseret ke permainan. Namun, ia ternyata adalah tipe karakter yang semakin menguat along with the game. Di pertengahan game, ia berhasil push rank dan bisa mengajak mantan musuh-musuhnya untuk bekerja sama. Sampai dengan akhir anime season 1, peningkatan kemampuan Kaname memang masih geli-geli aja. Tapi kalau saya baca manga nya, sebenenarnya Kaname akan berkembang lebih baik lagi, baik dari segi Sygil maupun leadership. Cuma belum terlihat aja di anime.

So far, anime ini cukup recommended kalau mau cari anime action survival yang 'aman'. Tidak ada yang kurang-kurang banget, tapi ga membuat deg-degan intens juga. Cocok untuk teman makan siang.

Personal rating: 7.5/10


4. Tomodachi Game


Rating MyAnimelist: 7.7 || AniList: 76%

INI NIH.

Ini dia anime asal muasalnya kenapa Dee jadi maniak nyari-nyari anime survival game.

Tomodachi game anime promotional poster
Yang bikin saya salah fokus

Katagiri Yuuichi, siswa miskin yang sering terlibat masalah keuangan terkejut ketika sahabatnya, Sawaragi Shiho dan Shibe Makoto, mengumumkan kalau uang karyawisata kelas sebanyak 2 juta yen yang dikumpulkan tiba-tiba hilang. Sebagai sahabatnya, ia tidak percaya bahwa Shiho dan Makoto mencuri uang tersebut. Namun, kepercayaan ini terguncang ketika ia tiba-tiba terseret ke dalam sebuah permainan bernama Tomodachi Game. Dari host permainan tersebut, ia diberi tahu bahwa salah seorang dari lima sekawan ini telah mendepositkan uang sebanyak 2 juta yen, dan mereka berlima harus menyelesaikan permainan untuk melunasi utang seseorang yang ditanggung mereka bersama, sebanyak 20 juta yen.

Dari keempat judul yang saya post ini, main character di Tomodachi Game adalah yang terkuat. Sejak episode awal, penonton sudah disuguhkan betapa liciknya otak Yuuichi untuk mengakali permainan. Semakin ditonton, semakin kita melihat bahwa tidak hanya cerdas, tapi Yuuichi juga memiliki sisi kejam dan tanpa ampun. Hal ini sangat kontras dengan loyalitas dan kelembutan yang ia tunjukkan kepada kelima teman-temannya, sehingga membuat karakter Katagiri Yuuchi semakin menarik untuk disimak.

Two-faced Yuu-kun


Plot di Tomodachi Game penuh dengan twist yang tidak terduga. Memang secara hasil cukup bisa diprediksi karena Katagiri Yuuichi ini lumayan OP, tapi proses menuju hasil nya ini lah yang justru menjadi ladang kejutan. Plot twist yang menarik ini tidak hanya mengenai bagaimana cara Yuuichi memporakporandakan permainan, tapi bagaimana 'teman' pun bisa menjadi musuh. Jadi tidak hanya harus melawan master permainan, tapi Yuuichi pun harus menghadapi teman sendiri, sang pengkhianat. Sedikit spoiler, setiap anggota Yuuichi gang mendapat kesempatan menjadi traitor, jadi tunggu saja :D

Yuuichi gang minus one

Selain penuh plot twist, alur cerita Tomodachi Game penuh dengan ketegangan dari awal sampai akhir. Tidak hanya ketegangan dalam proses penyelesaian game, tapi tantangan yang harus dihadapi Yuuichi dan kawan-kawan juga semakin ke belakang semakin berbahaya. Level thrill Tomodachi Game mengingatkan saya pada Squid Game dan Alice in Borderland. Bedanya, yang dipertaruhkan di permainan ini adalah utang, bukan nyawa. 

Tapi bukan berarti anime ini bebas dari darah dan gore ya. Karena Katagiri Yuuichi adalah karakter yang nekat, ia benar-benar berani sakit dan berani mati demi bisa menang. Tidak hanya ekspresi kejam, ia bahkan berani menyakiti diri sendiri agar bisa menang.

Dengan plot selevel ini, saya jadi bisa memaafkan apapun kekurangan yang ada di segi teknis animasi, grafis, maupun character design nya. Tiga komponen ini terasa sangat cukup untuk memvisualisasikan plot dan menerjemahkan media statis menjadi karya bergerak yang memanjakan mata. 

Personal Rating: 1000000/10


Kalau saya lihat artikel-artikel di MAL, sebenernya masih banyak judul anime tema survival yang sudah tayang. Saya sendiri sudah punya 2 judul lagi yang sudah masuk planning to watch list: Btoom sama Rainbow Nisha Rokubou no Shichinin. Ada beberapa judul lain juga yang lebih famous seperti Sword Art Online atau Fate/ series, tapi untuk sementara cari yang pendek-pendek dulu lah ya.

Nov 21, 2021

Reading Indonesian Anime Preference

Netizen Indonesia mungkin salah satu yang paling dibully komunitas internasional karena bacotan yang sering gatau tempat. Tapi, diam-diam sebenernya kita punya legacy yg lumayan advanced di sisi teknologi penggunaan twitter, yaitu autobase. Saya baru ngeh beberapa bulan terakhir ini bahwa westerners tuh ternyata ga familiar sama sistem autobase. Mungkin karena mereka cukup outspoken dan berani tampil ya, beda dengan kita Asian yang lebih cenderung lowkey sehingga by nature kita memang butuh sistem autobase. Anyway,  in one way kita advanced juga ternyata hahah.

Yep,  Meskipun sering dibilang barbar dan memalukan, tapi kita tergolong maju untuk servis autobase ini. Bagi yang belum paham, autobase adalah akun yang memfasilitasi warga twitter untuk menyebarkan pertanyaan, keresahan, atau sekedar shitpost melalui akun anonim. Dengan jangkauan follower autobase yang besar, pengguna twitter bisa ‘pinjam nama’ untuk menyebarkan twit mereka ke audiens yang lebih luas (penjelasan sbb).


 


Anyway, dengan posisinya sebagai sentra dan corong informasi, autobase ini kurang lebih bisa menjadi indikator ‘rame’nya suatu fandom, khususnya di Indonesia. Kalo suatu fandom follower autobase nya gede, itu bisa jadi filtering awal banget untuk menilai apakah suatu karya dihype apa enggak.

Sebenarnya bisa banget sih kalau mau kita kritisi lagi, untuk menentukan apakah hype nya itu benar-benar pure. Kalau mau lebih dalam, sebenernya kita bisa pakai item lain seperti tingkat interaksi menfess yang dishare, atau unique owner dari akun2 yang mem-follow. Tapi untuk gambaran awal, count of follower sepertinya sudah lumayan menggambarkan ‘laku’ atau enggaknya suatu karya. 

Dengan data ini, kayanya seru ga sih untuk menganalisis selera pasar Indonesia arahnya kemana? :D

Mengingat saya lagi in ke anime, mungkin saya mulai dengan anime dulu kali ya. Maybe selanjutnya saya bisa bikin yang kaya gini untuk topik lain? Kpop atau lapak-lapak keributan mungkin? :D

Disclaimer:

I know, I know bahwa twitter itu bukan indikator valid yang merepresentasikan selera masyarakat. Rame di twitter, jumlah interaksi di twitter bukan cerminan atas seberapa besar/menguntungkan suatu judul anime. Kalau kita lihat list yang akan saya post di bawah, ada beberapa judul besar (yang sudah langganan box office dan ga mungkin orang ga tau) seperti Detective Conan misalnya, tetapi jumlah follower nya hanya sedikit di atas 7000an.


The Top Ranks

1. Haikyuu! (based on 'Haikyuu!' manga by Furudate Haruichi)

2. Attack on Titan (based on 'Attack on Titan' manga by Isayama Hajime)

3. Jujutsu Kaisen (based on 'Jujutsu Kaisen' manga by Gege Akutami)

4. Tokyo Revenger (based on 'Tokyo Revenger' manga by Wakui Ken)

5. Demon Slayer (based on 'Demon Slayer' manga by Gotoge Kyoharu)

6. Moriarty the Patriot (based on 'Moriarty the Patriot' manga by Ryousuke Takeuchi & Hikaru Miyoshi)

7. SK8 the Infinity (original anime)

8. Bungo Stray Dogs (based on 'Bungo Stray Dogs' manga & light novel by Asagiri Kafka & Harukawa Sango)

9. Hunter x Hunter (based on 'Hunter x Hunter' (Hunter Hunter) manga by Togashi Yoshihiro

10. Free! (original anime)



Top 20 anime berdasarkan total follower akun autobase



Top 20 anime berdasarkan rerata jumlah follower akun autobase


Analisis Preferensi

1. Kategori Favorit

Kalau dilihat dari Top 40 (41) jumlah follower autobase twitter masing-masing anime (autobase anime saja, tidak termasuk sub base berupa ship), kita bisa lihat bahwa separuh dari 40 anime teratas memiliki nuansa komedi. Entah itu anime sport ataupun action, kalau lucu berarti sangat mungkin dia akan laris di Indonesia. Walaupun kalau menilik lagi ke genre peringkat dua, comedy yang dibalut action dan plot yang rumit (drama) sepertinya akan lebih 'ngena' di hati anifans. 



Selain pemilihan genre, kta juga bisa baca pola delivery cerita seperti apa yang disuka oleh netijen twitter Indonesia. Kita bisa lihat bahwa secara umum, cerita yang menggunakan setting sekolah jauh lebih mudah diterima dibandingkan setting lainnya. Setting cerita anak sekolahan sepertinya memang efektif untuk menciptakan image cerita yang 'safe', sehingga akan cocok dengan culture Indonesia yang cenderung konservatif  dan belum seberapa 'open' dengan tema 'dewasa'. Kalau cerita nya dibumbui kekuatan super/ supernatural, akan lebih tinggi lagi kemungkinan 'laku'nya.





2. The Secret of 'Big 3'

Selanjutnya, kita akan coba ulik rahasia dibalik meledaknya Big 3 kita: Haikyuu!, Attack on Titan dan Jujutsu Kaisen. Kalau kita lihat gap antara Big 3 dengan best performer lainnya, perbedaannya cukup jauh memang. Di peringkat puncak ada Haikyuu, yang jumlah follower nya mencapai 247 ribu di dua akun, sementara di no.20 ada anime legendaris One Piece dengan 8000 akun. 

Gausah jauh-jauh sih, Haikyuu ini kalau dibandingkan dengan peringkat 2 (Attack on Titan), sebenarnya selisihnya juga cukup jauh, dimana jumlah follower Attack on Titan persis separo dari follower Haikyuu. Kalau kita tilik ke bawah lagi, antara Top 3 dengan peringkat-peringkat di bawahnya juga cukup jauh, hampir turun sampe separonya juga. 

Bikin penasaran banget ga sih, apa sebenernya yang membedakan tiga anime ini dengan anime-anime di bawahnya?

Kalau dari tema, sebenernya ga ada yang spesial ya. Tiga anime teratas ini genre nya sport (Haikyuu) dan action (Attack on Titan, Jujutsu Kaisen), yang sebenernya ga beda dengan mayoritas penghuni Top 20, Top 10.

Lama penayangan? Walaupun mungkin relevan untuk Haikyuu (tayang perdana 2014, jumlah season 4 (to be 5) dan Attack on Titan (tayang perdana 2013, jumlah season 4), tapi sepertinya ga berlaku untuk Jujutsu Kaisen yang baru tayang musim gugur 2020. Manga nya sendiri juga baru pertama terbit Maret 2018, sehingga logikanya tentu 'fandom'nya baru tumbuh 3 tahun belakangan. 

Iconic character? Untuk Top 3 ini sepertinya memang ini yang cukup banyak main andil dalam mengangkat hype. Adanya satu karakter kunci non-protagonist yang bisa jadi simp banyak orang sangat manjur untuk jadi bahan obrolan dan simping bareng orang-orang, yang otomatis juga akan naikin jumlah hype. Attack on Titan punya Levi Ackerman, chibi grumpy old man yang jago banget bertarung melawan titan sambil bergelantungan (you will see many people refer him as the 'Beyblade Man'). Haikyuu punya banyak karakter iconic seperti Oikawa Tooru, Kuroo Tetsuro dan Miya Atsumu. Dan yang paling hot: Satoru Gojo, versi improved dari karakter sensei overpower yang sama-sama berambut putih, Kakashi Hatake. 

Levi, Oikawa, Gojo & Kuroo, side character yang sepertinya lebih hype daripada protagonistnya :D

Karakter top character dari tiga anime ini memang tidak ada pola khusus, tapi masing-masing punya 'the point' yang manjur banget dalam menyasar hati fangirl. Apalagi posisi mereka sebagai bukan-karakter-utama, semakin menaikkan 'nilai' mereka di mata fandom. Biasa kan, orang memang selalu memberi nilai lebih bagi pihak-pihak berprestasi yang 'ga punya prestige'.


3. Hot Takes from Top 10

Turun lagi ke Top 10, success factor dari judul-judul yang masuk makin bervariasi. Kalau dilihat, ada beberapa faktor menarik yang bisa ditilik:

1. Kualitas opening song, seperti Tokyo Revenger yang membawa Official Hige Dandism dan Demon Slayer yang mengajak LiSa. Selain membawa nama besar penyanyi terkenal, materi lagu opening nya sendiri sangat manjur untuk menarik potential casual follower




2. Adaptasi nama-nama besar untuk dijadikan karakter, seperti yang dilakukan oleh Moriarty the Patriot yang membawa karakter Sherlock Holmes dan James Bond, serta Bungo Stray Dogs yang membawa nama-nama sastrawan besar. Dengan mengadaptasi nama-nama yang udah bawa 'weight' masing-masing, pembaca jadi punya bayangan tentang karakter yang akan ditampilkan. Walaupun eksekusi desain karakternya tetep tergantung author (bisa cocok atau engga dengan ekspektasi), tapi setidaknya anime ini sudah masang 'referensi' di otak penonton, bahkan sebelum mereka mulai ngeklik play di gawai masing-masing.

3. Tidak pelit undertone bxb (walaupun hubungan aslinya platonic). Masing-masing anime punya dinamika karakter yang canonically/fanonically shippable banget, seperti Eruri di Attack on Titan, Matcha Blossom di SK8 the Infinity, Soukoku di Bungo Stray Dogs dan Sherliam di Moriarty the Patriot. Afterall, shipping is what makes fangirling more enjoyable, kan? 

(asal tau tempat please, kaya kalo kita ngeshove ship kita ke author asli nya kan ga sopan juga)







The Top 10 review

Rank 1: Haikyuu!

Kesuksesan manga dan anime Haikyuu! yang mulai naik tayang tahun 2014 ini agak mengingatkan saya pada fenomena boomingnya Prince of Tennis di pertengahan dekade 2000an dulu. Saya ga pasti kapan Haikyuu mulai hype di Indonesia (mengingat haikyuufess sendiri baru dibuat April 2020 dan saat itu hype nya Haikyuu udah naik). Tapi dengan naiknya nama Haikyuu, kepopuleran olahraga bola voli jadi ikut naik. Walaupun belum seberapa ngaruh ke kemajuan olahraga voli nasional, tapi minimal yang tau peraturan bola voli bukan lagi cuma terbatas pada Bapak-Bapak tua pemain voli antar kampung lah.



Dari segi kualitas anime/manga, Haikyuu! ini memang ramah buat semua orang. Baik dari plotnya, desain karakternya, topiknya, sampai ke hubungan antar karakternya semua serba pas dan aman. Makanya range penetrasi anime ini bisa luas banget, karena siapa aja bisa suka.

Other short review: here


Rank 2: Attack on Titan


Untuk ukuran masyarakat yang sering membully penampakan naga terbang di Indosiar, kepopuleran anime Attack on Titan ini membuktikan bahwa yang disebelin sama masyarakat twitter sebenernya bukan pada naga terbangnya, tapi bagaimana visualnya dieksekusi. Kalau karakternya udah ganteng, cerita udah seru, tapi kalo eksekusi siluman harimau nya jelek dan keliatan palsu banget kan merusak pengalaman menonton ya.

Ketiga aspek ini memang dieksekusi oleh tim produksi anime Attack on Titan dengan sangat baik. Konsep berantem sama raksasa ini memang terdengar childish, tapi plot yang balanced antara drama, politics, dan action (pokoknya selera kaum yang baru beranjak dewasa banget lah) membuat anime ini bisa masuk ke pasar yang lumayan gede. Selain itu, faktor protagonisnya yang cukup good looking (beda dari tipikal protagonist anime yang biasanya dibuat tampangnya standar, karena jatah 'ganteng' harus diserahkan ke side character) dan side characternya yg fun-sized tapi sassy cukup membuat banyak wanita juga berbondong-bondong ngikutin anime berantem ini (dan fall in love with them characters).

Oh, dan soundtrack nya. It's so 'Attack on Titan', baik dari komposisinya maupun liriknya. Kelihatan banget tim produksi memang niat banget membuat semuanya all-in, customized buat mendukung experience menikmati jalan cerita penuh darah dan mayat ini secara utuh.



Previous review: here


Rank 3: Jujutsu Kaisen

Jujutsu Kaisen ini adalah anime tentang pengendali siluman (dukun? paranormal? gua bingung nerjemahin 'jujutsu sorcerer' ini gimana). Itadori Yuuji yang ga sengaja kesurupan arwah terkutuk kuno Ryomen Sukuna, akhirnya bergabung dalam akademi jujutsu untuk menjadi jujutsu sorcerer. 



Plot anime ini berpusat di kehidupan Yuuji di akademi, dan bagaimana ia dan murid-murid akademi lainnya akhirnya terlibat dalam persaingan antar akademi sihir. Seperti tipikal perkembangan plot anime, mereka pun akhirnya harus melawan arwah terkutuk jahat, Mahito.

Saya sendiri baru sempat baca manga nya, sehingga saya ga bisa banyak komentar mengenai anime nya. Kalau bagi saya, plot cerita Jujutsu Kaisen ini sebenernya ga intense-intense amat. Menurut saya, yang bikin manga/anime ini populer adalah karakternya yang dibikin appealing, seperti Gojo Satoru yang desain karakternya mengingatkan saya pada karakter guru berambut putih yang terlebih dahulu booming: Kakashi Hatake. Cuma bedanya Gojo ini lebih celelekan dan sombong, in a funnier way sehingga item 'plus'nya lebih banyak daripada versi Naruto-nya. 



Selain itu, pemilihan soundtrack nya juga cakep banget. Maaf mention OP clip mulu dari tadi, tapi OP song does matter dalam penilaian kualitas anime, okay. OP  yang enak bakal ngebantu banget untuk menarik massa penonton, terutama dari casual follower. 


Oh iya, eksekusi animasinya mengingatkan saya pada tipikal anime keluaran Studio Bones yang banyak menggunakan comedic insert untuk mengocok mood anime yang serius agar jadi lebih ringan. 


Rank 4: Tokyo Revenger

Saya agak hilang minat begitu saya denger bahwa ini adalah anime time traveller. Di otak saya, anime time traveller pasti: protag nya OP karena bisa ngendaliin masa lalu dan masa depan. Dengan kekuatan tersebut, cerita akan terlalu menguntungkan untuk protagonist, sehingga plot akan mudah ditebak dan ga exciting karena protagonist pasti aman. Dan bener kan, di anime ini ternyata protagonist kita menggunakan time travelling untuk mencegah kematian mantan pacarnya. Ew. Skip.

JENG JENGGGGGGGGG SAYA SENANG SAYA SALAH


Walaupun alasan time travelling di anime Tokyo Revenger ini terkesan menye (bagi kaum sok edgy yang independen dan tidak butuh cinta seperti saya), tetapi ternyata setting cerita yang berpusat pada konflik antar geng di Tokyo sukses membuat alur jadi rumit dan seru. Protagonist kita akhirnya terlibat dengan geng motor Tokyo Manji, mulai dari terjebak dalam tawur receh-receh seorang anggota Toman, sampai akhirnya menjalin kontak dengan sang legenda petinggi geng itu sendiri: Mikey dan Draken. Protagonist kita Hanagaki Takemichi akhirnya memutar otak dan nekad-nekadan untuk mencegah kematian Draken, yang nantinya akan mencegah Tachibana Hinata tewas di tangan geng Toman di masa yang akan datang.

Kesan pertama yang saya dapat ketika pertama kali saya mengklik link youtube Muse Asia adalah: SOUNDTRACKNYA ENAK BANGET? Damn saya memang lemah sama anime yang openingnya enak, akhirnya saya langsung maraton untuk nonton serial ini. Plotnya cukup berat dan padat untuk ditonton perempuan paruh baya dewasa seperti saya which is nice. Karakter-karakter di dalamnya 'keras' tapi dikemas dengan ganteng. Kontras ini sih kayanya yang membuat anime ini jadi populer banget di kalangan ciwi-ciwi twitter. Cukup sesuai dengan setting cerita yang berpusat pada pertikaian geng preman (cuma agak amazed aja mengingat pentolan protag gang kita adalah ANAK SMP). 


Belum selesai nonton sih (keburu pindah minat ke danmei lolol), mudah-mudahan ending animenya ga underperform ya ^^;


Rank 5: Demon Slayer

Saya ga tau kapan Demon Slayer ini mulai hype di Indonesia, yang jelas awal tahun 2020 kemarin tahu-tahu twitter anime lokal dihebohkan dengan berita Kimetsu no Yaiba yang movie nya nge-hit chart bioskop Jepang. Lihat judulnya Demon Slayer', saya tadinya agak-agak ga minat ngikutin... sampai saya akhirnya nemu soundtracknya yang ternyata satu tipe sama Again by Yui yang jadi soundtrack openingnya Full Metal Alchemist: Brotherhood. TOP NOTCH BANGET, jiwa jrock saya bergetar lagi wkwk.




Saya ga terlalu ngikutin animenya, tapi dari cut-cut video yang sekilas saya tonton di youtube, saya langsung terpukau sama kualitas animasinya yang vivid dan pleasing banget. Setelah saya akhirnya ngikutin manga nya sampe beres, saya cukup bisa menyimpulkan bahwa Demon Slayer ini memang deserve the hype. Karakternya menarik, desain visualnya pleasing, dan plotnya pun anti dragging-dragging club. The way the story ends juga terasa natural dan luwes, dimana protagonist nya ga 'dipaksa' OP untuk menghabisi villain. Memang bau mayatnya kenceng, tapi yaa not unexpected lah untuk anime action.



Walaupun protagonistnya, Kamado Tanjirou ini 'lembut' banget, tapi dua karakter deuteragonist nya Agatsuma Zenitsu dan Hashibira Inosuke yang outright konyol (in their own way) cukup membuat mood selama menonton jadi keangkat.


Rank 6 - Moriarty The Patriot

Awal-awal nonton MTP, sama sekali ga expect bahwa jumlah follower anime ini akan jadi sebesar ini.


Saya sendiri agak ga berharap banyak ketika pertama nonton anime ini, bahkan agak letdown sama gambaran Moriarty nya yg terlalu 'alus', beda banget sama penggambaran Moriarty yg biasanya berupa bapak-bapak bermuka jahat.


Our William 'Liam' James Moriarty, Sherlock's Love

List of scary Moriarties :D


Well, kecuali Moriarty di 'Sherlock' 

Andrew Scott as Jim Moriarty (the beginning of Sheriarty shipping era)

Eh Kabukicho Sherlock juga cute sih, bocah malah

James Moriarty, aka (censored)


Tapi ternyata, perpaduan antara 3 icon Inggris (Sherlock HolmesJames Bond, dan Jack The Ripper) ini menghasilkan dinamika karakter dan alur cerita yang ga 'Sherlock Holmes' banget. Dengan cerita yang berpusat pada 'penjahat', moral compass kita akan dibuat terkocok-kocok karena apparently, kala kita lihat dari sisi penjahat, ternyata tindakan dia itu ada niat baiknya...

(Setidaknya di universe ini)

(Again, jangan dicampur-campur sama universe James Bond ataupun Sherlock Holmes yang asli. Apalagi Jack The Ripper, please dia itu penjahat asli T_T)

Prev review: here


Rank 7 - SK8 the Infinity

Serba pas, serba balanced. Hampir semua poin positif sport anime yang dipunya Haikyuu, ada di SK8. Kelemahannya cuma satu, episodenya pendek. Dan karena gaada underlying manga-nya (denger-denger anime ini memang dibuat khusus untuk merayakan masuknya cabang olahraga skateboarding ke Tokyo Olimpiade 2020), begitu anime nya end, ya selesai. Bener-bener gaada yang ditunggu lagi.




Anyway. Dari anime-anime sport yang sudah saya lihat (beberapa review nya di sini dan di sini), kayanya baru ini yang fokusnya bener-bener di 'olahraga'nya itu sendiri. Walaupun beberapa atletnya masih usia pelajar, tetapi porsi mereka di sekolah sangat amat sedikit. Mungkin karena memang di anime ini kompetisinya sendiri ilegal ya. Mirip seperti balapan mobil/motor liar, cuma ini pakai skateboard. Lumayan makin bikin tensi nonton agak naik sih, soalnya kan rada paranoid ya gimana kalo lagi asik-asiknya tanding tau-tau polisi dateng ^^;

Karena peserta nya bebas (bukan seperti layaknya sport anime yang formatnya berupa pertandingan antar club sekolah, dengan target untuk bisa qualified ke pertandingan nasional), dinamika antar karakternya juga lebih seru. Di sini kita ga hanya mempertandingkan skill, tapi juga bisa memasukkan mental game dimana peserta yang lebih tua/lebih senior sangat bisa mengintimidasi pemain yang lebih muda dan lebih hijau. Environment persaingan kaya gini kan justru malah lebih reflect ke actual competition yang sekarang terjadi ya, dimana memang kalau sudah di level pro kan semua level experience bisa ketemu. Dan kalau persaingan di kompetisinya udah panas, ketegangannya nya kan bisa ditarik lagi ke adegan-adegan after matches dan menciptakan drama-drama yang seru. Even dengan plot yang sebenernya klise, tapi tetep ga membosankan.

Okay, no-homo-bros. :)

Tapi, ketegangan-ketegangan ini tetep diimbangi dengan insert-insert konyol khas Studio Bones, sehingga proses nontonnya sendiri cukup nyenengin. Dan sepertinya tetep worth mentioning kalau platonic relationship antar karakternya sangat juicy untuk jadi bahan shipping kita, perempuan-perempuan jomblo haus cinta.

Prev review: here


Rank 8 - Bungo Stray Dogs

Pertama ngikutin ini tuh penasaran karena salah satu nama tokohnya, Dazai Osamu, sering disandingin sama William James Moriarty. Hampir ketuker sama anime sebelah (Bungo to Alchemist: Shinpan no Haguruma), tapi akhirnya saya bisa juga nyelesein sampe movie yang terakhir.



Tema nya tentang dua agensi yang saling bersitegang di Yokohama (kota pelabuhan di selatan Tokyo): Agensi Detektif Bersenjata (Armed Detective Agency, ADA) dan Port Mafia. Adalah Nakajima Atsushi, seorang anak yatim piatu yang terusir dari panti asuhan, yang unwittingly ternyata adalah salah satu pemilik kekuatan yang sedang diburu negara. Ia masuk menjadi anggota ADA, dan akhirnya harus deal with rekan kerjanya yang memiliki tabiat nyentrik, seaneh kekuatan/quirk mereka. 

Plot cerita Bungo Stray Dogs banyak berpusat pada rivalitas ADA dengan Port Mafia dan organisasi-organisasi lain. Saking banyaknya pihak yang harus dilawan, lama-lama pihak mana yang baik dan mana yang jahat semakin blurred wkwk. Kalau untuk orang dewasa seperti saya sih asik-asik aja nonton hitam jadi putih yang dibolak-balik begini. Cuma kalo dedek-dedek emesh nonton beginian tanpa dapet fondasi moral yg firm, bisa susah sih ke depannya.

Ini aja baru nemu ada fans BSD yang asal ngegonta-ganti informasi historis Nakahara Chuuya (not this one) ke arah ship homoseksual. Padahal beliau ini real Japanese poet yang sama sekali ga ada sangkut pautnya dengan author lain yang jadi pasangan ship, cuma kebetulan aja namanya diambil jadi nama tokoh di anime ini. RIP tags and age restriction, di jaman internet ini.


Rank 9 - Hunter x Hunter

Agak keringet dingin pas lihat anime ini ternyata followingnya tinggi banget di Indonesia. Soalnya belum pernah nonton sama sekali, baik manga maupun anime, soundtracknya aja ga tau yg mana :")


Rank 10 - Free!

Kalau ada satu setting dimana pria topless dianggap normal, itu adalah klub renang pria. 

Ditambah karakter yang rupawan, attitude yang perfectly hit each of thirsty fangirl's type? 

Dan plot cerita yang kompleks, tiap season rivalitas dan dinamika nya beda-beda? Ya keterlaluan kalo sampe ga booming xD





Bagi penggila roti sobek, ini anime buat kalian!

Matsuoka Gou being a MOOD

Prev review: here


Nov 5, 2021

5 Rekomendasi Anime Slice of Life For Complete Relaxation

Di tengah hectic-nya mengurus project-project sim salabim yang semua-minta-live-akhir-bulan, saya akhirnya memutuskan untuk drop dulu cerita panjang danmei kungfu maupun cerita berat nan edgy seperti Tokyo Revenger dan Moriarty the Patriot, dan kembali ke tontonan slice of life yang ringan. Yang ga banyak mindblowing plot twist, ga banyak character development yang epic. Cuma  sekumpulan episode-episode random yang berpusat di kehidupan tokoh utama yang bisa ditonton tanpa tegang. 

Overall, 4 anime yang sempat saya tonton ini cukup recommended, dan menurut saya akan sangat cocok untuk ditonton ketika otak sedang suntuk dan sedang tidak sanggup mikir yang berat-berat :)


1. Uramichi Oniisan (Life Lesson with Uramichi Oniisan)




Cerita tentang keseharian Uramichi Omota, seorang pria single 30an tahun dengan segala struggle-nya di tempat kerja. Seperti halnya kebanyakan manusia di bumi, ia terpaksa harus menjalani hidup di luar passion dan jurusan kuliah karena, well, reality sucks. 

Sebagai lulusan jurusan olahraga, ia justru harus menjadi MC acara anak-anak sebagai 'Gymnast Onii-san', dimana ia harus berakting mengikuti arahan sutradara. Di tengah rasa frustrasinya menghadapi bos kampret, rekan kerja yang ga becus, dan klien anak-anak yang ceplas-ceplos, ia berusaha setengah hidup (sudah mau mati) untuk tetap menjaga satu-satunya sumber penghasilannya. Sambil tersenyum penuh tekanan, ia sesekali memberi nasihat kehidupan pada anak-anak yang masih tanpa beban, bahwa kehidupan dewasa itu berat. 

BE. RAT.

Our depressed main character, aka the spirit animal of us struggling adults


Ini adalah satu dari sedikit anime ongoing yang saya ikuti (biasanya nunggu selesai baru maraton). Saya langsung jatuh hati di pertama kali saya lihat cut-cutannya di twitter. Single usia 30an? Bekerja? Menghadapi lingkungan kerja yang annoying? Oh that's so me :)

Walaupun ternyata beban hidup Uramichi Oniisan ga terlalu in-line dengan penderitaan saya, tapi aspek 'relatable'nya masih cukup kuat. Pertama, karena karakter-karakternya ngegambarin banget macam-macam tipe orang yang akan kita temui di dunia kerja. Selain itu, skit-skitnya juga masuk banget, seperti bagaimana kita harus serve permintaan (perintah) job bagaimanapun absurdnya, bagaimana kita harus memaksa diri buat tetap beraktivitas walaupun dari segi mental dan fisik udah ga sanggup. Karena well, itu semua nyata gais :")

Meme made by me lol



2. Wotaku ni Koi wa Muzukashii (Wotakoi: Love is Hard for Otaku)

Tentang kehidupan dewasa lagi nih. Anime romance-comedy ini bercerita tentang kisah percintaan empat orang otaku, yang sekaligus juga adalah pekerja kantoran. Sebagai bagian dari kaum yang dipandang sebelah mata, mereka berusaha menyeimbangkan pekerjaan kantor, kisah cinta, dan hobi mereka. Memang terkesan gini-gini doang, tapi somehow saya bisa menikmati banget nonton cerita ini. Karena jujur...memang saya relate banget sih sama karakter-karakternya :")


Sebagai orang yang dismissive-avoidant, saya paling ga ngerti kenapa orang-orang mau-maunya melakukan hal-hal sinting cuma demi menjaga hubungan pacaran. Makanya dari pertama kali saya kenal anime Conan di umur 7, jumlah anime ber-genre romance yang sudah saya tonton bisa dihitung pakai satu tangan. Tapi gaya pacaran karakter di siniii beda banget. Sebagai otaku yang normalnya malas berurusan sama dunia nyata, mereka pun menaruh 'porsi otaku' yang cukup besar dalam hubungan mereka. Jadi mereka pacaran tuh ya, jatohnya bukan 'proper date' yang menye-menye dan saling bucin, tapi cuma ngebucin kesukaan masing-masing aja. Walaupun empat tokoh utama kita adalah otaku dari genre yang berbeda (otaku game, yaoi, dan yuri), tapi mereka bisa menoleransi ketika pacar masing-masing lagi in otaku-mode. Walaupun berantem dikit-dikit. 

'Pacaran' ala otaku: baca manga homo bareng


Tiap episodenya mostly cuma skit-skit ringan yang menunjukkan kehidupan kantor dan 'pacal-pacal'an dua pasang otaku kita, Momose Narumi x Nifuji Hirotaka dan Koyanagi Hanako x Kabakura Tarou. Karena otaku, seperti layaknya fans Kpop dan wibu di Indonesia, termasuk rakyat golongan dua, ada kalanya mereka struggle untuk berusaha menjadi 'muggle' agar bisa diterima di dunia nyata. Tapi pada akhirnya memang mereka paling nyaman ketika mingle dengan orang-orang yang sefrekuensi, membicarakan ide-ide liar di kepala mereka yang sulit dimengerti oleh normies. Perkembangan plotnya juga lebih ke bagaimana otaku mencoba untuk berpacaran dengan gaya mereka, sambil pelan-pelan belajar untuk menjadi 'the proper couple' seperti orang-orang kebanyakan.

Saya gatau apakah memang semua orang harus mengikuti pola pakem dalam berpacaran seperti arah yang ditunjukkan dalam cerita ini. Tapi setidaknya, serial ini sangat layak untuk masuk ke anime rom-com, slice of life ter-enjoyable yang pernah saya tonton.

Mau mention juga, OP-nya enak banget.


3. Tanaka-kun wa itsumo kedaruge (Tanaka-kun is always listless)

Kisah tentang Tanaka, seorang anak SMA yang untuk masuk kelas saja harus digendong sahabatnya yang disiplin dan punya semangat hidup tinggi normal. Begitu ia masuk SMA, ia berkomitmen untuk mencapai hidup yang listless (bermalas-malasan) apapun situasinya. Ia bahkan bersedia melakukan apapun demi mencapai hidup idealnya: bisa leyeh-leyeh tanpa gangguan.


Desain karakter seperti Tanaka-kun ini, memang terasa terlalu exaggerating bagi manusia normal, yang semalas apapun tentu tetap harus bisa jalan dan masuk kelas sendiri. But while related-ness is not one of its forte, tapi ceritanya yang ringan cukup bisa membuat rileks otak yang menonton. Atau, saking datarnya, orang bisa sampai ketiduran ketika menonton anime ini. Selalu ada dua sisi di setiap situasi, right? ^^

Tanaka & Ooka 'normal' life

Anyway. Kumpulan skit kehidupan mengenai anak yang ga punya semangat hidup somehow mampu memberi saya insight: Menjadi malas itu juga butuh passion! Tangan kesemutan karena terlalu lama menyangga dagu? Oh berarti gua perlu exercise. Mendadak mendapat pengganggu yang merusak hidup kita yang damai? Oh berarti kita harus mengeluarkan effort untuk ngikutin apa yang ia mau, agar urusan cepat selesai (hopefully). Tanpa passion, menjadi malas pun bisa gagal :)


Tanaka-kun yang rela ribet mengganti kunci piano dari major ke minor hanya agar tangannya ga pegel

Or to put it more positively, if your pushing factor to complete your tasks is only to prepare for the upcoming laziness, that is still a legitimate drive. Embrace it, and do your shit.

 

4. Barakamon

Tentang Handa Seishuu, seorang kaligrafer yang memiliki pride setinggi langit dan dipuji khalayak seniman, yang tiba-tiba ditendang ke dunia nyata karena komentar salah satu kaligrafer senior yang mengatakan 'your art ain't original'. Sebagai hukuman karena telah menonjok wajah veteran tersebut, ia dipaksa untuk 'beristirahat' di pulau terpencil Goto. Mendadak tinggal di dusun yang 'jauh kemana-mana', ia terpaksa untuk menemukan inspirasi dan style kaligrafinya yang 'sesungguhnya', sambil berusaha menyesuaikan diri dengan situasi kampung yang sangat guyub dan could never leave him alone. Yang ternyata...justru membantunya kembali menjadi 'manusia'.


Kalo masalah relatable or not, jujur anime ini termasuk yang paling distant dari hidup saya. Saya ga pernah dipaksa tinggal di kampung (yang jauh dari mana-mana), saya ga pernah punya pride yang too high sehingga kalo jatoh bener-bener bikin depresi. Tapi, saya tetep bisa appreciate anime ini dan betapa orang-orang bisa relate pada pelajaran hidup yang di-deliver. Bahwa terkadang, kita hanya perlu hidup bebas, hidup tanpa mengikuti standar pakem dan tekanan sosial untuk menemukan siapa diri lo sebenernya. Kita bisa belajar hal tersebut dari anak-anak kecil yang masih polos, yang hidup tanpa beban dan ga overthink. Bear with their antics, and you will find yourselves.

An annoying brat next door who has no concept of personal space. But still teaches you about life

Bagi orang-orang yang sudah 'lose themselves', memaksa diri untuk tinggal di lingkungan yang sama sekali baru mungkin bisa membantu?


5. Gakuen Babysitter

Babies, BABIES! BABIES EVERYWHERE!!!


Cover, judul, soundtrack, dan actual game nya sama-sama sinkron. Apa yang ditawarkan ya itu yang kita dapat. Like, apa yang mau kita harapkan dari anime yang berjudul 'School Babysitter' dengan bayi-bayi mungil, pendek dan bermata besar? Ga mungkin kita berharap kaki-kaki mungil baby yang baru beberapa bulan mantap berjalan itu untuk memecahkan misteri pembunuhan di sudut kota, kan? :D

Episode pertama dibuka dengan lumayan nyess. Kashima Ryuuichi, anak yatim piatu yang diadopsi oleh keluarga pemilik yayasan akademik yang juga baru kehilangan anak dan menantunya, di hari yang sama orang tua Ryu meninggal. Di sini, kita bisa lihat betapa Ryu sayang banget sama Kotarou, adiknya yang masih balita, satu-satunya keluarganya yang tersisa. Namun, life must go on. Sebagai anak yang lebih dewasa, ia juga harus bersekolah dan menunjukkan rasa tanggung jawab dan terima kasih kepada Baa-chan yang sudah mengadopsinya, sehingga ia ga punya pilihan lain selain berusaha (terlihat) kuat dan membantu kepala sekolah mengurus anak-anak di daycare. Di akhir episode 1, Ryu menyerah, dan akhirnya cukup kuat untuk broke down into tears, pertama kalinya sejak orang tuanya pergi.

Cuplikan episode terbawang :"D

Episode penuh bawang seingat saya cuma di episode pertama. Begitu Kotarou 'bisa ditinggal' dan sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-teman barunya di daycare Morinomiya Academy, akhirnya kita mulai bisa melihat interaksi Ryu di sekolah, bersama teman-temannya. Selain tipikal interaksi anak sekolah di genre slice of life, kita juga disuguhkan dinamika baby-baby lucu yang ditemani oleh babysitter mereka Usaida Yoshihito yang listless dan doyan rebahan. Tingkah empat chibi yang polos, 'aman' dan wholesome, serta digambarkan dalam bentuk-bentuk bulat pendek menggemaskan membuat pengalaman nonton serial ini jadi menyenangkan. Ga akan salah lah, kalo kita fokus ke baby-baby nya :")

Kakdee mau nangis aja lihat ini gemes banget T_____T

Dari beberapa netizen, ada yang ga nyaman dengan karakter menjurus 'pedo' yang ditampilkan di anime. Menurut saya sih masih di batas wajar ya, karena si karakter tersebut sebenarnya ga ngapa-ngapain juga yang terlihat membahayakan anak-anak tersebut. Tapi kita gabisa ngatur-ngatur rasa takut orang, kan.

Well~ :D