Sep 23, 2020

The Shadow Crosser: A Perfect Justice for Rick Riordan Presents

Volume ketiga dari serial The Storm Runner karya J.C. Cervantes dibuka dengan pengantar dari Dewi penguasa Dunia Bawah, Ixtab. Ini berbeda sekali dibandingkan buku 1 (review here) dan buku 2 (review here) yang dibuka oleh celotehan Zane, sehingga menimbulkan efek deg-degan bahkan sebelum saya membaca kalimat pertama. Benar saja, di bab satu saya sudah diperlihatkan adegan Zane Obispo yang mengacaukan misinya. Hurrah.


Belum apa-apa, misi terakhir Zane mengumpulkan seluruh godborn yang tersebar di seluruh Amerika Serikat hampir gagal total ketika Iktan, demon yang menemani Zane ternyata berkhianat. Beruntung ia dan satu (dua) godborn terakhir bisa diselamatkan dengan bantuan teman lamanya, Brooks dan Quinn.

Namun, baru saja Zane cs akan memulai kehidupan baru yang "tenang" di SHIHOM (Shaman Institute of Higher-Order Magic), tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kemunculan kembali Ixtik dan Camazotz, villain yang sempat kita temui di buku 2. Ketika para dewa hendak mendiskusikan langkah mereka selanjutnya, mereka menghilang.

"We are no longer here, Zane"
- Ah-Puch, Chapter 24.


Sekali lagi, Zane cs harus memutar otak untuk menyelamatkan ayahnya dan para Dewa lainnya. Namun, kali ini ia benar-benar hanya memiliki empat koleganya dari buku 1 dan 2, dewa bulan dan penanggalan yang kekuatannya semakin melemah, dan beberapa godborn yang belum sempat dilatih dan sama sekali tidak tahu menahu mengenai kacaunya kondisi dunia saat ini.

Sejak buku pertama The Storm Runner series, tulisan Jennifer memang tidak pernah mengecewakan. Ia mampu menerjemahkan rumus dasar a la Rick Riordan "character's miserable-life" dan jurus "completing impossibilities after impossibilities only to meet yet another impossibilities" untuk membuat intensitas cerita semakin menegangkan. Saya sudah sempat bilang belum, bahwa eksekusi Jennifer selalu berhasil?

Well, almost. Though quite there.

Saya sangat excited baca paruh pertama buku ini, but somehow saya malah agak ngantuk di akhir-akhir. Derajat keapesan characters padahal masih cukup nge'gas', pokoknya ada aja masalah baru. Mereka juga berpacu dengan waktu yang menentukan die or no-die nya dunia mereka. Part favorit saya di paruh terakhir buku cuma di bagian backstabbing ketika salah satu villain ternyata dijebak oleh the real villain, tapi bagaimana plot terkuak masih aja terasa bland. Mungkin karena main characters ga terlalu banyak head to head dengan their actual antagonists ya? Pergulatan Zane dengan the real villain memang baru mulai di akhir-akhir banget sih, jadi mungkin agak kurang kuat 'ngangkat' nya.

Atau mungkin karena ekspektasi yang saya bawa dari buku 2 terlalu tinggi. Di buku 2 - The Fire Keeper, diceritakan bahwa villain akan membangkitkan dewa-dewi Mexica untuk bersatu menghancurkan kekuasaan dewa-dewi Maya. Namun, di buku ini ternyata keterlibatan dewa-dewi Mexica nya sangat minimal, ga sesuai dengan yang saya harapkan. Padahal saya udah berharap bakal beneran ada perang puputan antara godborns dengan dewa-dewi Mexica. Seperti ending Percy Jackson, dimana anak-anak Camp Half Blood (dan New Romans) nekat-nekatan melawan armada Kronos. (But I think it worth to mention that Zane actually faced almost as crazy battle as Percy, karena Zane di sini menghadapi perang mental dimana ibunya sempat disandera).

Kinda spoiler:
Selain itu, somehow nasib para godborns yang sempat menambah ketegangan di paruh pertama buku dengan membelot dan berniat menyerang balik para dewa-dewi Maya, endingnya dibuat sucks. Like, cuma dikasih ending dengan hukuman dari dewi yang bahkan bukan orang tua dewata mereka, itu agak menyedihkan sih. Padahal mereka sempet menambah ketegangan di paruh pertama buku. Kalau mereka dikasih adegan dimana mereka sempet berencana untuk menjadi bagian dari tentara villain, pasti lebih bikin saya frustrasi. In a good way.

Banyak maunya memang saya ini

Nevertheless, I'm still excited to recommend this book. Dari 5 judul Rick Riordan Presents yang saya baca (yang lain: Dragon Pearl, Race to The Sun, Aru Shah series, Paola Santiago series), serial The Storm Runner ini masih jadi yang terbaik di antara judul-judul lainnya. Jennifer really did the 'Rick Riordan Presents' brand a justice. Dari kerumitan plot, banyaknya kesialan yang harus dihadapi tokoh, sampai dengan gaya bercerita yang ringan, saya mendapatkan semua itu dengan cukup seimbang. Characterization antar tokoh juga cukup seimbang, walaupun memang beberapa tokoh agak kurang dieksplor seperti dewi Mexica dan para godborns yang memberontak.

Uncle Rick pernah bilang, kalau kalian suka baca buku beliau, maka kalian sangat mungkin bakalan suka buku-buku RRP. Dan saya menemukan janji itu di serial ini.

Baca ini buku, atau kalian akan dikutuk Ixtab jadi pohon cabe.





Rating: 4/5

----

Get your ebook here:

- Amazon (Kindle)

- Google Playbook

No comments:

Post a Comment